Subang. Penanews.net _ Jawa Barat Daerah dengan akses daging atau protein hewani rendah dapat menjadi salah satu faktor resiko menjadi locus atau lokasi khusus untuk penanganan kasus stunting. Saat ini terdapat beberapa daerah yang menjadi locus stunting di Kabupaten Subang dan telah diberikan penanganan oleh pemerintah terkait.
Dilansir dari Lampusatu.com, Kamis (1/6/2023), Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Subang melaporkan jumlah penderita stunting di Subang mencapai 1.600 orang atau sekitar 15,7 persen dari total jumlah anak.
Hal inilah yang menjadi salah satu fokus pendistribusian dalam penyelenggaraan kurban 1444 H Assyifa Peduli. Mengusung tema ‘Ketika Cinta Berqurban’ sebagai bentuk rasa syukur dan bukti cinta kepada Allah SWT, Assyifa Peduli mengajak seluruh pekurban untuk bersama menurunkan angka stunting dengan menebarkan cinta dan kasih sayang melalui Program Tebar Protein Hewani Atasi Stunting.
“Besarnya potensi daging yang dihasilkan dalam pelaksanaan kurban Insyaa Allah berpeluang menurunkan angka stunting. Setidaknya, pada Idul Adha nanti protein hewani ini akan secara merata didistribusikan untuk locus stunting di Kabupaten Subang. Kebutuhan protein hewani ini tidak hanya dibutuhkan oleh orang dewasa namun juga untuk balita. Balita harus dapat terpenuhi kebutuhan protein hewaninya agar terhindar dari stunting atau perawakan pendek. Sehingga, selain membantu kesejahteraan masyarakat, berkurban juga dapat kita jadikan sebagai amal kebaikan untuk menyelamatkan generasi bangsa melalui pemenuhan protein hewani untuk atasi stunting,” tutur Ketua Pelaksana Ketika Cinta Berqurban, Ahmad Sahirul Alim, M.A.
Sementara itu, menurut Ahli Gizi, Visca Fitriani Nuryanto, S.Gz., protein hewani ini menjadi salah satu nutrisi yang sangat berperan penting dalam pencegahan stunting.
“Protein hewani ini dibutuhkan setiap hari terutama bagi balita. Meskipun banyak sumbernya ya tidak dari daging saja melainkan kita bisa mendapatkannya dari telur atau susu, namun memang adanya keterbatasan akses terhadap protein hewani, menjadikan suatu wilayah tertentu menjadi rawan atau locus stunting. Sehingga, Tebar Protein Hewani ini menurut saya salah satu program yang bagus ya untuk pencegahan stunting,” tutur Visca.
Visca juga menjelaskan bahwa penanganan stunting ini tidak bisa hanya dilakukan sekali saja, namun harus berkelanjutan untuk melihat perkembangan para balita. Sehingga ia pun berharap program ini berlanjut dan tidak hanya dilakukan saat momen Idul Adha saja.
Selaras dengan Visca, pihak Assyifa Peduli menuturkan bahwa Tebar Protein Hewani Atasi Stunting ini akan berlanjut dan menjadi program jangka panjang yang akan mendukung pemerintah dalam memberantas stunting. Nantinya, daging ini akan didistribusikan ke beberapa wilayah, diantaranya pedalaman Kabupaten Subang, wilayah rawan stunting, wilayah rawan bencana, dan lainnya.