Subang. Penanews.net _ Jawa Barat Adinda Sri Agustina Julianti(15) gadis cantik asal Sagalaherang yang menderita tumor ganas dilutut tersebut, akhirnya terpaksa harus kehilangan kaki kirinya.
Kaki kiri Adinda yang terkena tumor ganas terpaksa harus diamputasi, agar tumor tersebut tidak menjalar kebagian tubuh lainnya.
Kadinkes Subang dr. Maxi mengatakan, Tumor ganas di lutut Adinda, sudah berhasil dioperasi, sekalipun harus mengorbankan kaki kirinya.
” Tumornya sudah berhasil di operasi di RSHS, dan dokter terpaksa mengambil tindakan dengan mengamputasi kaki kiri Adinda dari Lutut kebawah,” ujar dr. Maxi, disela-sela menjenguk Adinda pasca operasi di rumahnya, ditemani Kapolsek Sagalaherang Iptu Irfan Taufik Firmansyah, Sabtu(27/5/2023)sore
Menurut Maxi, tindakan amputasi adalah jalan terbaik agar tumor ganas tersebut tidak tumbuh kembali atau menjalar ke bagian tubuh lainnya.
” Ini solusi terbaik untuk Adinda, agar terbebas dari tumor tersebut, sekalipun harus kehilangan kaki kirinya. Namun dengan cara ini, Adinda bisa lebih baik kesehatannya kedepan,” katanya
Saat ini Kata Maxi, Kondisi Adinda sudah jauh lebih baik, sekalipun masih terbaring di tempat tidur. Namun Adinda tak meringis dan nangis menahan sakit seperti saat tumornya belum dioperasi
” Adinda sudah bisa tersenyum dan bisa diajak bicara,” katanya
Namun Kata Maxi, saat ini Adinda pasca operasi, mengalami infeksi paru-paru sehingga harus dibantu pernapasannya dengan oksigen.
” Pasca operasi Adinda mengalami infeksi Paru-paru, sehingga pernafasannya harus ditopang oksigen setiap harinya. Dan kita sudah berikan mesin penghasil oksigen konsentrat yang merupakan Mesin pemproduksi oksigen yang hanya tinggal dicolokkan ke listrik saja sudah bisa menghasilkan oksigen sendiri”tuturnya
“Alat ini kita kasih pinjam pakai untuk membantu pernafasan Adinda, sekaligus mengurangi beban biaya orang tua untuk membeli oksigen yang mencapai lebih Rp.300.000 perhari. Sebelumnya setiap hari Adinda per 3 jam membutuhkan 1 tabung oksigen kecil. Jadi dalam 24 jam bisa menghabiskan 8 tabung oksigen kecil atau kalau isi ulang bisa mencapai Rp.320.000. itupun ngisinya jauh harus ke Kasomalang,” ucapnya
Maxi berharap, Adinda bisa segera sembuh dan bisa fit kembali bisa keluar rumah beraktivitas dan semua fasilitas untuk Adinda sudah di sediakan oleh pihak kementerian Sosial
” Kursi roda, tongkat penyangga sudah kita sediakan dan nanti setelah sembuh total dan kering luka bekas operasi di kakinya, Adinda juga akan dibuatkan kaki palsu,” katanya
Sekalipun sudah dioperasi, Adinda akan terus menjalani pengobatan medis di RS Hasan Sadikin Bandung, sampai benar-benar sembuh total.
” Adinda harus tetap rutin kontrol ke RSHS Bandung untuk mengobati penyakit tumor dan infeksi paru-paru nya sampai sembuh total,” ujar dr.Maxi
Gadis remaja berusia 15 tahun tersebut sudah setahun ini, hanya bisa tergolek lemas tak berdaya di atas tempat tidur, akibat tumor ganas yang dideritanya.
Adinda mengalami sakit tumor ganas di bagian lutut sejak setahun silam, hingga membuat gadis cantik tersebut tak berdaya dan hanya bisa tergolek lemas di atas kasur, tubuhnya pun terlihat semakin kurus kering.
Tumor di bagian lutut sebelah kiri tersebut, dari hari ke hari semakin membesar membuat Adinda tersiksa.
Saat ini ukuran tumor yang terus membesar tersebut sudah hampir seukuran bantal guling.
Gadis remaja cantik asal Kampung Ciherang, Desa Leles Kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang tersebut, sudah menjalani perawatan baik di RSUD Subang maupun RSHS Bandung, namun belum ada hasil yang maximal dan justru sebaliknya tumor tersebut semakin membesar.
Sementara itu Ika, orangtua gadis remaja cantik tersebut mengaku sakit yang di alami Adinda tersebut berawal dari jatuh di motor.
“Tumor ini awalnya karena anak saya jatuh dari motor, setelah jatuh di motor, sempat jatuh juga di Kamar mandi,” kata Ika.
Saat itu, Kata Ika, Adinda setelah jatuh sempat mendapatkan perawatan di RSUD Ciereng, kemudian oleh pihak RSUD Ciereng suruh dirujuk ke RSHS Bandung
“Adinda pun akhirnya menjalani perawatan di RSHS Bandung, namun tak lama karena keterbatasan biaya hidup untuk keluarga yang menunggu di Rumah Sakit,” ucapnya