Gibran, Kamu Jahat…!
Penanews.net _ Jawa Tengah
_Presented by Mas Wafi Samodra_
RANGGA :
Cinta, saya ngerti
kalau saya hanya bilang maafin saya,
itu gak akan cukup
CINTA :
Bener banget
RANGGA :
Apa yang saya lakukan
ke kamu itu gak adil
CINTA :
Gak adil kamu bilang ?
Rangga yang kamu lakukan
ke saya itu… JAHAT !
Dialog Rangga dan Cinta dalam film “Ada Apa Dengan Cinta” jadi menarik untuk diangkat kembali. Film ‘milenial’ yang sempat booming di era 90-an itu menjadi pembuka narasi sebuah materi presentasi yang disusun oleh Kuat Hermawan.
Menampilkan judul “Ada Apa Dengan Gibran?” Materi yang disiapkan dalam format PPT itu memuat gambaran singkat tentang sosok Gibran, Walikota Solo yang jùga putra sulung Jokowi, Presiden Republik Indonesia.
Gibran saat ini menarik perhatian publik. Namanya santer disebut-sebut sebagai Calon Wakil Presiden, padahal usianya masih 35 tahun. Masa jabatannya sebagai Walikota Solo pun baru berjalan tiga tahun.
Prabowo ternyata cukup jeli melihat potensi Gibran. Di tengah kebosanan publik terhadap atraksi para pimpinan partai politik yang masih saja gamang mencari figur ideal untuk diusung sebagai calon presiden dan wakil presiden, tiba-tiba Prabowo menyebut nama Gibran sebagai salah satu calon yang dipertimbangkan menjadi Cawapresnya.
Muncul beragam reaksi. Ada yang Pro ada pula yang kontra. Politisi senior PDIP, Panda Nababan, sempat bereaksi secara emosional, “Gibran anak ingusan, kok.Nanti anak itu besar kepala. Masih belajar dulu lah,” tegas Panda Nababan (26/6/23).
Lontaran kalimat bernada melecehkan itu justru membuat nama Gibran semakin menjadi perhatian publik. Respon Gibran juga terlihat lebih dewasa dan tidak meladeni celotehan Panda Nababan. Hingga banyak simpati muncul.
Soekarno, Sang Proklamator pernah berkata, “Bunga mawar tidak mempropagandakan harum semerbaknya, dengan sendirinya harum semerbaknya itu tersebar di sekelilingnya”. Laksana bunga mawar, Gibran memang tidak perlu jungkir balik untuk membuktikan kemampuan dirinya.
Dari survei yang dilakukan oleh SPIN (Survei dan Poling Indonesia) pada tanggal 15 – 25 Juli 2023 ditemukan fenomena menarik. Nama Gibran muncul sebagai ‘Game Changer’ jika bisa berlaga di Pilpres 2024. Tercatat 47,7% responden akan pilih Gibran Jadi Cawapres jika Mahkamah Konstitusi mengabulkan judicial review perubahan batasan usia Capres dan Cawapres. Angka itu jauh dibandingkan dengan raihan Erick Thohir sebesar 21,3 persen. Apalagi jika dibandingkan dengan Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, atau pun Mahfud MD.
Partai-partai politik mulai melirik Gibran. Hampir semua partai merespon positif dan terbuka menerima kehadiran Gibran sebagai Calon Wakil Presiden. Nama-nama cawapres yang sempat muncul sebelumnya, Erick Thohir, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Muhaimin Iskandar, Mahfud MD, Khofifah Indar Parawangsa, hingga AHY perlahan mulai tergeser.
Sebutlah, misalnya Erick Thohir yang sudah jauh-jauh hari memperkenalkan dirinya secara massif hampir di semua fasilitas publik milik BUMN, tetapi hingga saat ini elektabilitasnya tidak cukup memadai.
Partai Amanat Nasional yang selalu berusaha menawarkan figur Erick Thohir hingga saat ini belum direspon positif.
Begitu pula dengan Sandiaga Uno ataupun Ridwan Kamil, masih berada dalam daftar tunggu. Padahal mereka sudah bertahun-tahun berusaha keras tampil di area publik dengan segala cara.
Berbeda dengan Gibran, tetap duduk manis sambil mengawal proses pengembangan Kota Solo agar semakin cantik dan segar. Tetapi namanya kian melambung.
Mungkin itu gambaran dinamika politik yang menyeret nama Gibran dalam pusaran politik nasional jelang Pilpres 2024. ^Anak ingusan” itu telah menggeser senior-seniornya. Mencuri perhatian publik dengan gayanya yang sederhana, tanpa polesan, dan apa adanya.
_Gibran, yang kamu lakukan itu, “jahat”…!_