Bendungan Sadawarna Dengan Total Biaya 3 Triliun, Telah Diresmikan Oleh Presiden Joko Widodo

Subang. penanews.net _ Jawa Barat. Bendungan Sadawarna dibangun sejak dimulainya kontrak pada November 2018 dengan total biaya APBN sebesar Rp 3 triliun. Saat ini progres pembangunannya sudah mencapai 97 Persen. Bahkan hari ini Kamis(1/12/2022) bendungan tersebut mulai Impounding atau mulai di isi air dan akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, pada 20 Desember 2022 mendatang.

Bendungan Sadawarna ini digadang-gadang memiliki daya tampung efektif 41,03 jta m3, bendungan ini berpotensi mereduksi banjir debit kala ulang Q25 sebesar 535m3/det menjadi 202 m3/det yang dilalui DAS Cipunagara dengan tampungan banjir 26,90 jt m3. Fungsi tampungan air juga dipersiapkan untuk memasok air baku sebesar 1,20 m3/detik untuk Kabupaten Subang, Indramayu, dan Sumedang.

Selain itu, Bendungan Sadawarna juga berpotensi untuk mensuplai irigasi seluas 4.284 hektare di Kabupaten Subang (2.517 ha) dan Indramayu (1.767 ha). Diharapkan suplai air irigasi dari Bendungan Sadawarna dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali dalam setahun

Bendungan Sadawarna membendung Daerah Aliran Sungai Cipunagara yang memiliki panjang 137 km mengalir dari Gunung Bukit Tunggul di Pegunungan Bandung Utara dan bermuara ke Laut Jawa, tepatnya di wilayah utara Jawa Barat. Dengan luas genangan 695,61 hektare, aliran bendungan ini juga berpotensi menggerakkan turbin yang diubah menjadi energi listrik sebesar 2 MW.

Tak hanya itu, Bendungan Sadawarna akan dioptimalkan fungsinya sebagai sumber pembangkit listrik tenaga surya (solar panel) sehingga tidak hanya memiliki manfaat ketahanan pangan, tetapi juga kemandirian energi untuk operasional. bendungan yang telah selesai konstruksi, dihitung dengan asumsi maksimal luas genangan bendungan yang dapat digunakan untuk PLTS adalah 5%, dan 1 hektare dapat menghasilkan potensi listrik sebesar 1 Mega Watt (MW).

Bendungan Sadawarna juga akan dilengkapi embung kecil sebagai sistem pengelolaan air limpasan dengan mengadopsi konsep natural pond for water treatment. Natural pond ini nantinya akan mencukupi kebutuhan air di lingkungan fasilitas untuk UPB bendungan dengan treatment pengelolaan air secara natural menggunakan chamber – chamber untuk menangkap air limpasan untuk disaring dan diendapkan secara biologis kemudian didasar kolam menggunakan under gravel treatment. Air yang di dalam kolam nantinya akan dipompa naik ke dalam tower air diketinggian 7 meter untuk dapat disalurkan ke dalam gedung-gedung dan rumah secara gravitasi dan air limpasan akan kembali ke chamber dan kolam.

Kemudian timbunan main dam Bendungan Sadawarna akan dilengkapi geomet dan ditanam gebalan rumput untuk penanganan hilir bendungan sehingga lebih natural. Bendungan yang berada di Desa Sadawarna, Kecamatan Cibogo, Subang ini didesain memiliki tinggi bendungan 40 meter dengan panjang 933 meter dan lebar puncak 10 meter.

Selain itu, dalam Bendungan Sadawarna, tersebut juga terdapat koridor-koridor sabuk hijau di sepanjang akses jalan lingkar yang nantinya akan dikelola oleh masyarakat sekitar dalam wadah komunitas peduli bendungan dan sebagai pengarah dari IPPU dan perijinan serta persetujuan dari BBWS Citarum Kementerian PUPR sepanjang 21,3 km untuk dapat di tanam tanaman keras produktif agar panennya dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Selain itu juga dilakukan penanaman pohon di kawasan lansekap seperti pohon baobab, abar, moringa, gayami bodhi, jengkol, kecapi, mangga seluruh jenis yang ada di Indonesia.

Jadi fungsi sabuk hijau bukan sekadar mempercantik dari sisi estetika dan lansekap, tetapi juga menyerap karbon. Selanjutnya juga dilakukan keterpaduan pengelolaan green belt sebagai upaya konservasi sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat setempat tanpa mengganggu fungsi utama bendungan sebagai tampungan air. Area green belt yang disiapkan seluas 93 hektare dengan penanaman pohon yang bernilai ekonomis di antaranya mangga, nangka, alpukat, matoa, petai, duku, lengkeng, sirsak dan jengkol.

IMG 20221202 WA0055

Selain itu, dalam Bendungan Sadawarna tersebut, terdapat pembangunan ornamen spillway dan bangunan pendukung dengan mengedepankan ornamen seni budaya lokal, seperti kujang, julang ngapak dan rumah leuit batu curie di Beberapa fasilitas pendukung bendungan di antaranya kantor pengelola, gudang material, rumah genset, rumah ibadah, area parkir, plaza, rumah dinas, gardu pandang, rumah bibit, gerbang utama, Tugu Kujang, dan dermaga.

 

 

Indri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *