Penulis Ulasan : Supriyono / Daniel (Wartawan penanews.net Kab/ Kota Demak)
penanews.net _ Jawa Tengah. “Alhamdulillah, penanews.net sampai saat ini sudah mencapai 8.400+ visitor. Pergerakan semakin cepat perharinya. Jangan kasih kendor. Terus semangat, targetkan 10rb di akhir Maret ini untuk mempercepat juga hasil yang bisa kita raih bersama.” Demikian kabar gembira disampaikan Kang Zain, Dewan Pembina penanews.net, melalui pesan pendek di group sosmed penanews Jawa Tengah, pada Kamis (11/3/2021) lalu.
Sebagai jurnalis pemula, tentu saya sangat bangga. Ternyata, saya yang masih minim pengalaman jurnalistik, direkrut Kang Daniel (Kaperwil Jateng), bergabung di tempat tepat.
Pesan singkat group itu, saya baca, sesaat tiba di rumah, setelah seharian kami keluarga penanews.net Jateng ‘kopdar’ di kediaman Kang Zain, untuk konsolidasi tim, sekaligus silaturahim antar wartawan.
Dalam silaturahim siang itu, banyak hal dibahas. Khususnya, bagaimana wartawan penanews.net berjejaring membangun reputasi, mengibarkan bendera dan membentangkan sayapnya, hingga menjadi media yang kredibel dan disegani.
Wartawan Bicara tentang Wartawan
Semua tahu, wartawan atau jurnalis adalah istilah untuk seseorang yang rajin menemukan momen menarik, melakukan analisis kejadian, suka bertanya, gemar menulis, lalu merilis dan mem-publish peristiwa kepada masyarakat. Lewat jaringan media yang menaungi, jurnalis juga dipandang sebagai agen penghubung informasi untuk meng-edukasi beragam entitas di berbagai tempat.
Mengusung semboyan “Mengungkap Fakta Tanpa Rekayasa”, wartawan penanews.net dituntut lihai dalam melihat realita, mengobservasi fakta & menggali data, sehingga memiliki bahan berita bagi media untuk disajikan secara edukatif ke pulbik sebagaimana adanya, tanpa manipulasi dan rekayasa.
Untuk mewujudkan hal itu, setiap jurnalis penanews.net, wajib hukumnya, menguasai skill penulisan berita yang jujur apa adanya, tidak memanipulasi data dan fakta, untuk disajikan dengan bahasa singkat, padat, tidak bertele-tele. Dan, yang paling utama, mudah dipahami para penikmatnya.
Seputar Somasi
Kang Zain (Dewan Pembina) media ini, mengingatkan hati-hati unggah berita agar tidak kena somasi. Untuk menghindari itu, selalu cek dan recek data yang ada sebelum rilis berita. Dia juga tegas bicara tentang sistem kerja di penanews.net.
“Kiprah penanews.net Jateng, saat ini menjadi barometer untuk pusat.
Konsep dasar kemitraan dan aturan sistem kerja, mulai pusat, kaperwil, kabiro, hingga wartawan di keluarga besar penanews.net, ada etika yang harus selalu dijaga bersama-sama. Setiap awak penanews.net berkewajiban harumkan nama media ini, dimanapun berada.” tegasnya.
Dia juga menuturkan, cari rejeki yang barokah untuk keluarga. “Bangun jeneng, maka jenang akan mengikuti”, artinya “bangun dulu reputasi, rejeki akan mengikuti”.
Pesan pentingnya, hindari “86” kepada pihak-pihak yang “dianggap” bermasalah, hanya untuk mencari kompensasi rejeki dari dunia jurnalis. Bersama para punggawa lainnya, Kang Zain juga ingin, per triwulan, awak penanews.net Jawa Tengah, bisa kumpul silaturahim, bangun soliditas anggota keluarga, lebih dari sekedar saudara.
Kang Daniel (Kaperwil Jateng / DIY) juga meng-amin-i pernyataan Kang Zain tersebut. Kang Daniel, pada kesempatan ‘kopdar’ siang itu mengajak, tiap jurnalis yang bergabung di penanews.net, tidak berhenti melakukan edukasi.
Diawali dengan meng-edukasi diri sendiri dulu, sebelum mengedukasi masyarakat. Harus punya inisiatif, “golek berita ojo mung pasrah karo ketua” , artinya, “mencari berita jangan hanya berserah dan terserah pada ketua”.
“Wartawan jangan sekali-kali melakukan somasi kepada pihak yang sedang kita gali beritanya.
Tugas wartawan hanya sebatas bertanya & minta penjelasan, bukan memberi somasi. Wartawan harus giat membangun reputasi, sehingga bisa ikut masuk pokja dinas-dinas terkait guna menjalankan fungsi kontrol sosial,” tandas Daniel.
Kang Daniel juga mendorong kita memahami pola kerja di penanews.net, seperti apa yang telah ditekankan Kang Zain sebelumnya. Kuncinya, siap belajar dan mau diajari. Penanews.net ada untuk membangun diri untuk ikut berpartisipasi membangun bangsa. Masih terbuka pintu untuk wartawan gabung.
Pemula dan nol pengalaman, baginya lebih utama, daripada yang sudah pengalaman, namun pengalaman sebagai wartawan ‘muntaber’ (muncul tanpa berita). Selanjutnya, penanews.net Jawa Tengah akan berafiliasi dengan Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (DPC AWPI) Semarang Jateng, yang kini diketuai Bapak Yudi W.
“Kembali ke diri dan mau bertekad membangun dan membesarkan nama penanews.net, menjadi dasar pondasi wartawan yang bergabung. Siap belajar mengembangkan diri bersama-sama, sanggup mengibarkan bendera dan membentangkan sayap penanews.net agar disegani layaknya merah putih berkibar di seantero negeri menjadi faktor pilihan utama.
Menghargai dan tidak membawa penanews.net seperti orang membawa keranjang sampah justru menjadi faktor pilihan paling utama,” tegas Kang Daniel dengan penuh keseriusan.
Perbincangan siang itu semakin hangat, ketika Bang Ghanes menyinggung tentang kerja wartawan. Menurutnya, meski wartawan dalam menjalankan kerjanya dilindungi hukum, bukan berarti kebal hukum. Wartawan juga bisa disomasi atas pemberitaan yang dibuatnya.
Bang Ghanes, salah satu senior dalam dunia jurnalis, berkeinginan bisa ikut “angkat pena”. Dia berharap, penanews.net Jawa Tengah bisa terus melaju dan mengembang memiliki 36 Kabiro, yang tersebar di 36 Kabupaten / Kota di Jawa Tengah. Dan, setiap Kabiro memiliki, minimal 3 orang wartawan.
“Perlu digaris bawahi, koridor kapasitas tugas wartawan hanya bertanya, lalu menulis, kemudian merilis berita, guna menjalankan fungsi kontrol sosial di sebuah wilayah.
Selain berafiliasi dengan lembaga kewartawanan resmi, wartawan juga dituntut untuk bisa bersinergi kemitraan dengan lembaga-lembaga hukum dan dinas-dinas terkait lainnya. Tentu, tidak boleh lupa, wartawan juga harus bisa menjadi “penyambung lidah” bagi suara masyarakat.” Imbuhnya.
Selanjutnya, Bang Ghanes juga menyampaikan hal-hal yang tidak pantas dilakukan oleh seorang wartawan dalam melakukan peliputan. Wartawan tidak boleh men-justice seseorang.
Juga tidak boleh ‘overleap’ di luar kapasitas wartawan, dengan memasuki wilayah kerja kepolisian, yaitu menyidik. Termasuk, menekan seseorang dengan kalimat “ada kasus apa”, dengan tujuan ‘nggendruwoni’ alias menakut-nakuti utk sekedar bisa jadi “makelar Kasus” (Markus).
“Kita hanya mediasi untuk terjadinya penyelesaian masalah di suatu wilayah. Hindari mencari kesalahan orang, menekan lawan bicara seperti preman, agar dikasih poyek, atau memaksa pihak lain dengan nilai tertentu guna menutup oplah. Hindari penggunaan bahasa seperti menggunakan gaya bicara polisi/ tentara dg lawan bicara,” pungkasnya mewanti-wanti seluruh awak penanews.net yang ada.
Tiga Divisi Program Kerja penanews.net
Sebelum mengakhiri pembicaraan, kembali Kang Zain dan Kang Daniel menegaskan, itulah alasan penanews.net yang didirikan Mariska Lubis memilih jalur media ‘online’ dan belum berkeinginan untuk bergerak di ranah media cetak.
Tujuannya, agar wartawan penanews.net lebih focus menemukan, menulis, dan merilis berita yang berkualitas, tanpa harus dibebani untuk menutup biaya oplah. Apalagi, realita zaman saat ini juga sudah mulai meninggalkan dunia kertas.
Sinergi penanews.net, khususnya awak pena di Jawa Tengah untuk membangun nama dengan cara yang mulia, benar-benar berproses menjadi sebuah aksi nyata.
“Setelah kemarin (10/3/2021) mendapat kepercayaan dari Panti Yatim Indonesia (PYI), kini penanews.net Jawa Tengah, tengah berupaya membangun kinerjanya. Setidaknya, ada 3 (tiga) divisi yang tengah dibangun. Ketiga divisi itu antara lain Divisi Pemberitaan, Divisi Layanan Sosial, dan Divisi Pendampingan Hukum bagi masyarakat yang membutuhkan,” terang Kang Zain.
“Dijelaskan, oleh Kang Zain, bahwa Divisi Pemberitaan, hadir untuk memastikan bahwa para pemangku kebijakan tetap selalu bijak dan selalu pro-rakyat.
Media penanews.net hadir dan dibutuhkan untuk menjadi jembatan penghubung komunikasi 2 (dua) arah bagi rakyat dan pemerintah. Media penanews.net menjadi media independen, yang tidak berpihak kemanapun, tapi siap menyampaikan suara siapapun.
Untuk Divisi Sosial, lahir dari keprihatinan banyaknya anggaran dan bantuan sosial yang turun, salah sasaran. Masyarakat miskin yang harusnya menerima hak, justru terlewatkan.
Sementara masyarakat lainnya yang mestinya tidak memerlukan, justru malah menerima manfaat bantuan. Untuk menghindari hal itu terulang, Panti Yatim Indonesia (PYI) kemarin (10/3/2021) hadir menaruh kepercayaan untuk berafiliasi dengan penanews.net, guna memastikan bantuan dapat tersalur tepat sasaran, melalui mata para jurnalisnya.
PYI dengan penanews.net bakal terus bersinergi untuk menfasilitasi pengusaha & para kaum berlebih yang ingin mengadakan event penyaluran bantuan untuk kaum yang terjamin pasti tepat sasaran.
Sedangkan, Divisi Pendampingan Hukum bagi masyarakat yang membutuhkan untuk menjamin azas keadilan tetap tegak berdiri di bumi pertiwi. Sehingga supremasi hukum terus terjaga. Tidak tajam kebawah dan tumpul keatas.
Semoga, Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati dan Semesta Alam membantu terwujudnya harapan mulai bagi seluruh anak bangsa. Segenap awak penanews.net juga turut berdoa untuk lahirnya Mariska Institut di masa mendatang.