CINTA DI BUMI
Di langit bali
Kami belajar tentang cinta
Apa katamu? Cinta?
Yang benar saja!
Mulai kapan cinta
Tak menapak di bumi?
Sambut suara di langit merkuri
Suara ini suara yang sama
Suara rumi sang resi cinta
Di Bali resi
cinta datang dari langit menuruni gunung lembah dan sungai
Lalu bermuara dipantai
Setelah memasuki desa, sawah dan rumah2
Rumi sang resi mengangguk tersenyum
Tapi tak jadi
Cintakah yang kau bicarakan ini?
Atau cuma kata-kata?
Oh maaf resi
Di bali tak ada kata
untuk mengucapkan
I love u
Tak ada kata untuk
Aku cinta padamu
Hah mengapa begitu nak?
Karena di bali
Cinta bukan untuk dibicarakan
Love is not to be spoken
Love is to be done
Duhai indah sekali
Ini cinta seperti …
Jangan tanya lagi resi
Akan kujawab semua
Sebelum kau lontarkan
Seperti yg pernah
Melanda laila dan majenu
Dibawa romeo n julia
Tarzan n jane pernah meriang karenanya
Dan di bali ada kisah
sukrasena n niluh tami
Nak itu belum semuanya
Ada cinta yang lebih anggun
Tegar seperti batu karang
Di bibir pantai
Cinta ini masi seperti dulu
Tidak gemetar diterjang peluru
Seperti saat memasuki hati bung karno
Dia berteriak merdeka
Untuk tanah airnya
Masi tegar seperti saat
Memasuki hati
Muhammad natsir
Perdana mentri dari masyumi
Yang cerdas dan berani
Tanpa mosi integeralnya
Bangsa ini mungkin
Tak pernah kembali ke NKRI
Masi kukuh seperti saat memasuki hati ngurah rai Dia menyeru puputan
Bali menjadi belanga darah demi kemerdekaan
Rumi sang resi cinta terdiam
Aku kenal cinta ini gumamnya
Cinta ini tak mengenal waktu
Tak dibatasi oleh jarak
Melintasi empat penjara manusia
Lingkungan sejarah agama dan ego
Cinta ini sanggup menghadapi buldozer senjata pembunuh massal
Bukan untuk dirinya sendiri
Tapi agar anak cucu
Jadi tuan di tanah ibu pertiwi
Rumi sang resi berdiri
Terbang ke venus
Dia berbisik
Lalu siapa yang akan memberi sertifikat?
Bah pertanyaan itu lagi
Cinta ini tak butuh pengakuan
Tak butuh sertifikat
Bahkan surat
kelakuan baik dan IMB
Rumi tersenyum
Belitung, 21/05/17
Oleh: Ishak Rafick
Dari kumpulan puisi cinta ishak rafick,
Belitung, 21 mei 2017