Ditengah Kesibukannya Sebagai Dosen dan Anggota Bhayangkari Polres Subang, Irma Mandasari Hatta, Sukses Jalani Bisnis Produksi tas dan Mukena

Subang. penanews.net _ Jawa Barat. Memiliki usaha yang besar dan sukses tentu menjadi impian semua orang. Namun kenyataanya, membangun bisnis bukanlah perkara yang mudah, terutama pada seseorang yang baru memulainya dari nol.

Meski begitu, tak ada yang mustahil jika usaha tersebut diimbangi dengan ketekunan dan keuletan. Seperti yang dilakukan oleh Irma Mandasari Hatta warga Pagaden Subang.

Dalam kehidupan keluarganya, keluarga Irma jauh dari latar belakang seorang pebisnis, Irma Mandasari Hatta yang saat ini berprofesi sebagai seorang dosen dan juga anggota Bhayangkari Polres Subang tersebut bertekad menjadi entrepreneur, yang merupakan keinginan dan cita-cita yang telah dipendam sejak menjadi mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Soetaatmaja (STIESA) Subang.

Hingga suatu ketika dorongan untuk berwirausaha itu muncul berawal dari hobby mengoleksi tas. Irma pun memulai memulai perjalanan baru membangun bisnis tas yang diberi brand merek Jasmine leather dan Sakral.

IMG 20221217 184142
Caption: Mukena Travel Produksi Irma Cocok Dan Pas Buat Yang Suka Traveling Ringan Dan Simpel.

Tak hanya memproduksi dan menjual jual produk berbahan dasar kulit seperti tas, sepatu, dan dompet untuk pria dan wanita, namun juga memproduksi mukena yang simpel cantik dan mudah dibawa oleh kaum hawa.

Dari sisi desain, produk yang dibuat Irma juga mengusung konsep simple namun timeless. Sehingga produk yang ditawarkan tidak hanya menarik, namun dapat digunakan oleh konsumen dengan rentang umur yang lebih luas

“Kami benar-benar memulai dari nol. Karena di keluarga besar tidak ada yang memiliki background pebisnis sama sekali. Modal awal pun sekitar 50 jutaan, produksipun nebeng ke penjahit-disekitaran Subang, karena belum memiliki mesin jahit” ujar Irma Mandasari Hatta saat ditemui dilokasi produksi di Kawasan Pagaden Subang, Sabtu(17/12/2022)

Namun, situasi tersebut tidak mematahkan Irma untuk memulai bisnis. Berbekal pengetahuan dari buku-buku bisnis yang di pelajari secara otodidak. Tak hanya mengandalkan buku, keduanya juga kerap mengamati brand-brand sukses lainnya.

“ Selain belajar otodidak dari buku buku bisnis, saya juga rajin mengunjungi mall untuk melakukan observasi pada brand-brand sukses. Dari situ, saya catat dan pelajari strategi bisnisnya yang membuat brand tersebut berkembang dibanding yang lain,” Kata Ibu Cantik dua anak tersebut.

Setelah melalui berbagai persiapan, produk-produk yang saya produksi akhirnya resmi dipasarkan secara online melalui media sosial dan bergabung dengan beberapa platform e-commerce.

“Kami sangat terbantu dengan adanya e-commerce seperti shopy dll. Kehadiran Platform e-commerce sangat memudahkan menjangkau konsumen yang lebih luas. Setelah melalui proses trial and error dan memahami keinginan pasar. Akhirnya saya berhasil meluncurkan produk-produk yang dibutuhkan pasar e-commerce. Sehingga akhirnya saat ini saya memperoleh ratusan order tiap minggu” ungkapnya.

Dengan keberanian mengambil resiko, Alumni Pascasarjana Universitas Widyatama Bandung tersebut, kini tetap bisa bertahan di tengah persaingan bisnis yang terus bermunculan.

Irma terus memanfaatkan adanya teknologi ditambah dengan kemajuan pesat promosi baik secara online maupun lewat endorse, hingga kegiatan pameran UMKM dan kegiatan pemasaran lainnya termasuk membuka agen dan pemasaran lewat sahabat dan teman dekat, serta relasi dari berbagai daerah.

” Tas, Jaket dan Mukena yang di produksi, modelnya mengikuti perkembangan zaman, dengan harga terjangkau namun kualitas juga tetap terjamin dengan segmen anak muda hingga ibu-ibu, sehingga laku di pasarkan secara online” Katanya

Irma Mandasari Hatta, mengaku tak menyangka usahanya mengembangkan bisnis tas, jaket dan Mukena bisa berkembang pesat.

“Tepatnya di tahun 2020, bisnis tasnya mulai menggeliat pesanan datang tak hanya dari daerah lokal melainkan juga dari mancanegara,” kata Ibu Bhyangkari cantik tersebut.

Dikatakan Irma, penjualanpun semakin melesat ketika salah satu Bayer yang tertarik membeli produk yang saya produksi, sekalipun tak menggunakan merek sendiri melainkan menggunakan merek bayer.

” Saat ini saya memproduksi ratusan tas selempang pria dan mukena setiap minggunya yang dipesan oleh salah satu Bayer di kota Bekasi. Namun tas dan mukena yang saya produksi tak menggunakan merek Jasmine Leather, melainkan merek milik Bayer yakni Nelafa,”ucapnya

Menurut Irma, memproduksi barang untuk merek orang lain ternyata lebih menjanjikan, kita hanya memproduksi barang dan Bayer sudah siap menampung dan membayar cash ketika barang kita kirim ke Bayer.

” Sekalipun saat ini hanya memproduksi barang pesanan Bayer yakni berupa ratusan tas selempang pria dan mukena. Tapi produksi brand sendiri yakni Jasmine Leather juga tetap di produksi dengan skala terbatas dan dipasarkan melalui medsos dan toko toko online, serta agen,”katanya

Berkat kegigihannya mengelola bisnis, saat ini Irma sudah memiliki tempat dan peralatan produksi atau konveksi sendiri untuk memproduksi tas, mukena dan jaket.

” Alhamdulillah, sekarang sudah punya tempat produksi atau konveksi sendiri, membangun dibelakang rumah. Sebelumnya untuk menghasilkan produk yang dirintisnya, saya nebeng ke beberapa penjahit dan makloon jahit di sekitaran Subang,” ungkapnya

Berkat kegigihannya mengelola bisnis, Irma pun mengajak kepada kaum milenial Subang untuk mengikuti jejaknya membulat usaha bisnis dari nol dan memberikan tips bagaimana memulai bisnis tanpa takut gagal dan rugi.

“Takut ketika hendak memulai bisnis sebetulnya adalah hal yang wajar. Pengusaha sukses yang sudah membangun puluhan bisnis saja masih merasakannya. Apalagi bagi para pemula yang bahkan belum pernah terjun di bidang ini sebelumnya. Mulai dari takut produk tidak diterima pasar, berhenti di tengah jalan, bahkan hingga gulung tikar,” ujar Irma

Alumni Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Widyatama tersebut juga mengatakan, dalam membangun usaha jangan biarkan rasa takut menjadi berlebihan apalagi menghalangi dan membuat kalah sebelum mulai berperang.

“Yang penting jalan dulu aja. Kalau kita tidak pernah mencoba, maka tak akan pernah tahu hasilnya. Jualan aja dulu, dan jangan tunggu nanti, kalau bisa coba sejak sekarang,” katanya

Ia menambahkan, dalam merintis sebuah bisnis memang tidak langsung membuahkan hasil yang manis. Namun bila dalam pikiran para pemula adalah bayangan kegagalan, maka usahanya pun tak akan pernah dijalani.

“Bermimpilah seluas-luasnya. Tidak ada yang salah untuk bermimpi bahkan bisa menjadi acuan untuk meraih target. Prinsip inilah yang dipegang oleh Irma Mandasari Hatta untuk berhasil dalam berbisnis,” ucapnya

Langkah selanjutnya kata Irma, yaitu memanfaatkan media sosial. Dengan beragam platform digital, para penggunanya menjadikan media untuk berkomunikasi, berbagi, dan berdiskusi sebagai rutinitas menarik. Tren ini dapat dimanfaatkan pebisnis sebagai cara efektif dalam menciptakan komunikasi interaktif guna memahami pasar.

“Selain memanfaatkan Platform digital media sosial, dalam urusan bisnis tentu tidak lepas dari adanya riset pasar (market research). Riset pasar selalu menjadi hal yang penting karena hasilnya nanti akan membantu pelaku usaha untuk menentukan strategi apa yang akan dilakukan dalam memasarankan produk yang dijual ke target market yang dituju,”terangnya

Menurutnya, riset pasar menjadi faktor penting untuk membangun bisnis yang lebih panjang lagi setelah memulainya. Sehingga dengan melakukan riset pasar, para pemula dapat mengetahui kondisi dari permintaan bisnis yang kita lakukan.

Selain itu, dalam menjalankan usaha tentu para pelakunya akan menemukan banyak rintangan. Saat menghadapi rintangan dalam bisnis, pelaku usaha harus mempunyai strategi juga mental kuat. Karakter pengusaha itu sendiri dapat turut berperan dalam menentukan nasib bisnis yang dijalankan.

Irma menambahkan, ketika hendak terjun dalam dunia bisnis, Anda wajib menganalisa risiko yang mungkin saja terjadi.

“Bagi saya, risiko merupakan salah satu hal yang akan memberikan banyak pengalaman dan wawasan dalam membangun sebuah usaha. Jadi jangan takut gagal, ingat kegagalan awal dari keberhasilan,” imbuhnya

Selanjutnya Kata Irma dalam menjalankan bisnis, harus membuat perencanaan yang matang mengenai bisnis yang akan dijalankan (business plan).

IMG 20221217 184129
Caption : Irma Mandasari Hatta, pelaku bisnis home industri di Subang di Subang yang Sukses memasarkan ratusan Produk nya berupa Tas, Mukena dan Jaket / Dok Pribadi.

“Dengan adanya perencanaan yang matang bisa meminimalisir kesalahan dalam bisnis. Selain itu, rencana yang dimiliki juga harus fleksibel karena kondisi pasar yang berubah-ubah setiap waktunya,”katanya

Setelah memiliki ide dan menyusun business plan, tentunya anda harus bisa mulai memikirkan untuk mendapatkan modal usaha. Untuk mendapatkan modal usaha bisa menggunakan mulai dari tabungan pribadi, meminjam ke keluarga atau bank, menjual aset, menggaet investor, hingga mencari partner bisnis.

“Mencari rekan bisnis menjadi salah satu cara terbaik untuk mendapatkan modal usaha di awal bisnis hingga menyalurkan ide-ide kreatif agar bisa berkembang dengan cepat. Irma menyarankan saat mencari rekan bisnis sebaiknya Anda harus menemukan orang yang memiliki visi dan misi yang sama dalam menjalankan bisnis,”tuturnya

Lanjut Irma, saat ini banyak orang pernah berkeinginan untuk memulai bisnis, tapi tidak semuanya berani mewujudkannya. Takut ketika hendak memulai bisnis sebetulnya adalah hal yang wajar, namun tidak boleh dibiarkan karena akan menghalangi dalam membangun bisnis.

“Jadikan kegagalan sebagai pengalaman dan pembelajaran untuk dapat mengambil keputusan bisnis yang lebih baik di masa mendatang. Oleh sebab itu, bagi para pemula khususnya bagi kaum milenial Subang yang ingin memulai bisnis, hal yang paling penting adalah jalani dulu dan hilangkan rasa takut akan gagal tersebut,” pungkasnya.

 

 

Indri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *