FERDY SAMBO, JENDRAL POLISI YANG PINTAR & CERDAS, BISAKAH JUJUR ?

Bandung penanews.net Jawa Barat- Mengamati sepak terjangnya Ferdy sambo sejak ada kasus pembunuhan Bigadir J, rasanya kok ini menggambarkan kondisi umum kepolisian. *Makanya tidak heran jika ada kelompok yang membawa angin kebaikan, selalu dihantam dan dilawan oleh polisi*. Contoh yang jelas adalah kasus Habib Riziek Shihab. Beliau seorang ulama yang lurus, bukan penjahat, bukan pemberontak, bukan pula koruptor, tapi ingin supaya umat Islam mengikuti sunnah Nabi Muhammad dan al Qur’an secara benar. Tapi tuntunan al Quran dan sunah ini jelas melarang adanya perjudian, pelacuran, narkoba, riba. Padahal itu semua adalah sumber duit yang sangat menarik.

Yang menarik FS adalah jendral polisi yang tergolong muda, karirnya lancar, artinya FS merupakan sosok yang cerdas, pintar dan berdedikasi baik. Hanya saja *FS yg pintar dan cerdas ini berada dilingkungan yang salah, sehingga dia terjerumus pada apa yg dilarang oleh agama* (termasuk agama yang dianutnya).

Seandainya atasan seperti pak Hoegeng dan lingkungannya baik, tentu FS juga akan berprestasi tanpa melakukan keburukan. *Sayang sekali krisis moral di kepolisian membuat FS seperti ini.* Tapi Allah tentu punya rencana lain yang kita tidak tahu, mungkin saja FS menjadi pemimpin yang baik, amanah kelak. Mungkin masih ada FS lainnya di instansi ini yang belum muncul.

Pembunuhan yang dilakukannya juga tidak terlepas dari tanggungjawabnya sebagai pengelola bisnis haram itu, sampai akhirnya dia harus membunuh anak buahnya yang mungkin tahu banyak. Apa yang telah dilakukan kita bagaimanapun harus pertanggungjawabkan di dunia, tapi hati belum tentu bisa tenang, mimpi buruk bisa terus datang.

Yang mengagetkan kenapa seorang FS mampu mengorbankan keluarganya demi untuk melepaskan jeratan tuntutan hukum. Padahal keluarga adalah segalanya, jika ada aibpun seharusnya ditutup rapat. Tentu ini terkait kebiasaan buruk dalam mengarang cerita (rekayasa), yang selama ini diyakini selalu sukses dan lancar. “FS harus bersikap satria, jujur dan bersedia bertanggung jawab atas yang diperbuatnya, sehingga tidak ada beban psychologis yg akan menghantui seumur hidupnya.

Tapi alhamdulillah kabarnya sekarang FS sudah mengakui segala kesalahannya. Dengan mengakui segala kesalahannya secara terbuka, sebenarnya FS sudah terlepas dari hukuman psychis, hukuman spiritual, sehingga FS bisa lebih tenang menghadapi cobaan yang dialaminya. Jika saja FS berubah menjadi orang yang jujur secara ikhlas dan total, maka tidak ada dosa yang tidak diampuni oleh Allah SWT (Tobat nasuha). Tapi tidak tahu persis apakah ada tobat seperti itu di agama yg dianutnya.

Di dalam tahanan atau penjara suasananya bisa menakutkan bisa menyenangkan semua tergantung dari kesiapan mental kita. Ambil saja contoh ketika HBS & HRS di penjara, penjara seakan menjadi pesantren baru baginya. Para tahanan menjadi teman dan sahabat sejati.

*Jika saja FS mau berbuat baik sebagai justice collaborator atau membuka kasus km 50 misalnya, sebagai pengakuan dosa selama ini dan sebagai imbalan atas perilaku jahatnya selama di kepolisian, tentu ini merupakan obat hati yang sangat mujarab.* Pilihan tentu ada di FS sendiri, mending dianggap penghianat oleh penjahat atau oleh rakyat banyak. Yang jelas hubungan dengan Allah selesai begitu tobat nasuha, tinggal dengan manusia. Pasti ada yg suka dan tidak suka jika kebenaran ditegakkan. *Seluruh polisi yang baik dan umat Islam yang mayoritas insha Allah akan mendukung FS jika mau membuka kasus km 50 ini*. Tobat nasuha adalah tobat sebaik baiknya tobat, dosa sebelumnya akan dihapus.

Bandung, 20 Januari, 2023
Memet Hakim
Pengamat Sosial
Ketua Wanhat APIB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *