Bogor, penanews.net _ Jawa Barat. Organisasi Mahasiswa Pancasila (Mapancas) menuntut Kejaksaan Agung menuntaskan kasus dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang dilakukan TLP, Komisaris PT. Lawu Agung Mining.
Koordinator aksi Mapancas, Verga Azis mengatakan, dugaan TPPU ini berawal dari kasus Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) di dalam kasus nikel Konawe Utara yang telah merugikan negara sebesar 2,3 triliun rupiah.
“Jadi selain ada tindak pidana korupsi, disini ada aliran dana sebesar 135 miliar rupiah yang dikelola TLP selaku Komisaris PT LAM,” ungkap Verga Azis kepada awak media, Rabu (26/3/2025).
Ia mengungkap, peran TLP sangat jelas di dalam dugaan TPPU. Namun hingga saat ini Komisaris PT LAM ini sama sekali tidak tersentuh oleh aparat penegak hukum.
Verga menjelaskan, keterlibatan TLP ini sangat jelas, perannya lumayan besar tapi tidak tersentuh hukum. Proses hukum di dalam sidang kasus Tipikor di PN Kendari, PN Jakarta Pusat dan Pengadilan Tinggi jelas disebut peran dan perintah dari TLP.
“Sudah ada keterangan dan pengakuan di dalam sidang – sidang tersebut bahwa TLP yang memerintahkan anak buahnya untuk pembukaan 4 rekening bank baru,” jelasnya.
Untuk itu, Verga Azis meminta Kejaksaan Agung untuk menuntaskan dugaan TPPU dari aliran dana korupsi sebesar 135 miliar yang dilakukan TLP, Komisaris PT LAM.
“Makanya kami berharap agar Kejagung RI menuntaskan kasus dugaan TPPU ini dan agar tidak ada lagi dugaan mafia peradilan,” tandasnya.
Aksi Mahasiswa Pancasila ini berlangsung di depan gerbang Kejagung RI. Selain aksi orasi, sejumlah perwakilan Mapancas juga diterima oleh pihak Kejaksaan Agung RI.
Verga Azis mengatakan aksi ini diterima dengan baik Kejagung dan menyampaikan akan segera menindaklanjuti laporan yang disampaikan oleh Mapancas tersebut.
“Kalau tuntutan ini tidak ditindaklanjuti, maka kami akan melakukan aksi lanjutan. Karena kerugian keuangan yang dialami negara dalam kasus ini sangat besar,” tandas Verga Azis.
( Boim / Fahry)
