oleh

Gubernur Banten dan Bupati Tangerang Hadiri Bersholawat, Ini Pesannya

Tangerang, penanews.net _ Banten. Gubernur Banten Andra Soni dan Bupati Tangerang Mochamad Maesyal Rasyid kompak menghadiri kegiatan “Tangerang Raya Bersholawat” yang digelar di Stadion Mini, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Minggu malam (25/5/2025). Acara dimulai pukul 20.00 WIB dan dihadiri ribuan jamaah dari berbagai daerah.

Dalam sambutan pembukanya, Bupati Tangerang Maesyal Rasyid menyampaikan harapan agar kegiatan bersholawat dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Ia menekankan pentingnya harmoni dan sinergi antarkomponen umat.

“Pemerintah Kabupaten Tangerang berharap kegiatan sholawat ini bisa menciptakan keharmonisan dan mempererat hubungan antarumat,” ujar Maesyal Rasyid.

Senada dengan itu, Gubernur Banten Andra Soni mengapresiasi kehadiran para ulama dan tokoh masyarakat yang dinilainya mampu menjadi penyejuk spiritual bagi masyarakat. Ia juga menyebut pentingnya peran majelis taklim dalam memperkuat nilai-nilai keagamaan.

“Saya berharap Majelis Taklim menjadi motor penggerak spiritual agar tercipta masyarakat yang rahmatan lil alamin,” kata Andra Soni, yang dikenal dengan kebijakan sekolah gratis untuk jenjang SLTA negeri dan swasta di Banten.

Acara ini sekaligus menjadi momen pembukaan Majelis Taklim & Dzikir Nurul Habib, gabungan dari Majelis Rotib Wal Maulid se-Kecamatan Rajeg. Kegiatan tersebut didukung penuh oleh pemerintah daerah serta para tokoh agama, di antaranya Al Habib Jindan bin Novel, KH. Anwar Zahid, KH. Bustomi Muchtar, KH. Ahmad Suryadi S.Pd.I, Gus Nur Rohman, dan Gus Ragil.

KH. Anwar Zahid tampil sebagai penceramah utama. Dalam tausiyahnya, ia mengingatkan para pejabat untuk membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat. Ia mencontohkan polemik zonasi sekolah yang pernah menimbulkan keresahan karena tidak merata di lapangan.

“Saya berpesan kepada para pejabat agar membuat kebijakan yang bermanfaat bagi rakyat, karena dampaknya langsung terasa. Pemerintah dan ulama harus bersinergi membangun negeri yang harmoni dan sejahtera,” tuturnya.

Namun, muncul polemik terkait nama “Majelis Nurul Habib” yang dianggap sebagian pihak berpotensi menimbulkan persepsi politik identitas. Hal ini diungkapkan oleh Gus Nur Rohman yang sempat menerima pertanyaan dari sejumlah ulama mengenai makna nama tersebut.

“Saya dihubungi beberapa pihak yang khawatir nama itu mengarah ke identitas kelompok tertentu, yang bisa menimbulkan sensitivitas,” ujarnya.

Isu tersebut ditepis oleh Gus Ragil, Ketua Majelis Nurul Habib. Ia menegaskan bahwa nama tersebut merupakan bentuk penghormatan kepada Rasulullah dan para dzurriyah-nya, serta tidak terkait dengan politik identitas.

“Nama ini terinspirasi dari guru kami, KH. Bustomi Muchtar, dan merujuk pada cahaya Rasulullah yang terpancar dari keturunan beliau, para Habib di Tangerang. Ini murni wadah keagamaan, bukan hal lain,” tegasnya.

Acara dimeriahkan dengan lantunan Maulid dan Sholawat oleh Jam’iyyah Hadrah Majelis Gubah Rasulullah. Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain perwakilan MUI, anggota DPRD Kabupaten Tangerang, Kapolresta Tangerang, Dandim Tangerang, Camat Rajeg Oman Apriaman, Kapolsek Rajeg AKP Akhmad Hajaji, serta tokoh masyarakat seperti H. Enju dan H. Suyoto, Direktur Utama PT AYP. Ratusan jamaah dari berbagai majelis turut menyemarakkan kegiatan ini.

 

 

(Boim)