Hanya Sekedar Kata: “Untuk Rakyat”

Hanya Sekedar Kata: “Untuk Rakyat”

 

Oleh : Mariska Lubis,
Pemerhati Sosial Politik Ekonomi

Hanya sekedar kata: “Untuk Rakyat”, para politikus berucap hampir dalam setiap pidato, kampanye, bahkan dalam setiap alasan. Begitu mudahnya terucap, seolah rakyat itu tidak ada artinya selain hanya untuk diberikan janji-janji palsu dan obyek atas ambisi dan nafsu kekuasaan. Sedikit saja yang benar mengucapkannya sepenuh arti dan makna, bukan sekadar kata tetapi benar memiliki arti dan makna, penuh hormat kepada rakyat Indonesia sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

Bahkan tangis yang pernah terurai dengan dalih “Untuk Rakyat” pun pada akhirnya hanya menjadi sekadar sandiwara di atas panggung politik. Rakyat tetap tidak diberikan hak-haknya, meski selalu dituntut memenuhi kewajiban. Rakyat diinjak-injak harga diri dan kehormatan tanpa ada rasa iba sedikit pun. Tanah dirampas, dipaksa untuk bayar pajak, memenuhi segala aturan yang dibuat tanpa ada rasa keadilan dan kemanusiaan. Untuk bersuara dan mengemukakan pendapatpun memiliki banyak resiko berat, “Untuk Rakyat”.

Apakah ini yang menjadi cita-cita para pendiri negara bernama Indonesia?! Untuk menginjak-injak rakyat dan menguasai seluruh yang ada di Indonesia untuk kepentingan pribadi dan kelompok semata?! Apakah ini yang memang diakui sebagai Indonesia?!

Ini bukan kebodohan, bukan juga ketidaktahuan. Ini adalah kesengajaan. Tidak mungkin tidak paham! Tidak mungkin tidak tahu! Tidak mungkin terucap kata: “Untuk Rakyat” bila tidak sadar penuh bahwa rakyat memiliki peranan besar di Indonesia. Tanpa rakyat, apakah bisa ada pemerintahan? Tanpa rakyat mampukah seseorang terpilih menjadi anggota Dewan, pimpinan daerah dan bahkan presiden?! Mungkinkah?! Lantas, mengapa rakyat dibuat seolah tidak ada artinya selain sekedar kata?!

Sungguh malang nasib rakyat Indonesia. Cinta yang diucapkan, sumpah yang diberikan, janji yang digembar-gemborkan hanyalah sebatas kata. Kapankah kata itu benar memiliki arti dan makna, diucapkan sesuai dengan perbuatan?! Ibu Pertiwi tidak pantas terus menangis.

Mariska Lubis
06 Januari 2021

IMG 20201209 WA0053

Marika Lubis

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *