Bogor. penanews.net _ Jawa Barat. Harga jual telur dan daya beli masyarakat di pasaran saat ini sedang mengalami penurunan. Hal ini berdampak dan dirasakan oleh para pelaku usaha peternakan ayam petelur boiler/ras. Mereka mulai mengatur strategi dengan cara mengurangi produksi telur, karena harga pakan yang cukup tinggi.
Beberapa peternak mengaku mulai mengalmi kerugian cukup besar. Untuk mensiasati agar usaha ternak lokal nya bisa bertahan dan tidak merumahkan karyawannya yang sudah lama bekerja. Seperti di tuturkan peternak lokal di Desa Tamansari, Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.
Menurut Wawan, salah satu pekerja di peternakan ayam tersebut, harga jual telur ditingkat peternak saat ini hanya berkisar 14 Ribu hingga 15 ribu rupiah per-kilogram dan sudah berlangsung selama tiga minggu terakhir.
Ia menjelaskan, sebelumnya pada saat normal, peternak ayam bisa menjual telur dengan harga sebesar 19 ribu hingga 20 ribu perkilogram. Sehingga saat ini, para peternak mengalami rugi lima ribu rupiah dalam satu kilogram.
“Anjloknya harga telur ini, diperparah dengan naiknya harga pakan serta daya beli dari masyarakat yang berkurang,” imbuh Wawan.
Wawan mengaku, untuk mensiasati hal ini, ribuan ayam peliharaan nya tidak diberikan pakan selama dua minggu. Setelah dua pekan terlewat, baru ayam ayam tersebut kembali diberikan pakan secara normal agar kembali bertelur.
“Tingginya harga pakan ternak dan turunnya daya beli masyarakat, kami siasati salah satu cara yaitu ayam dipuasakan (tidak diberi pakan). Meski hal ini mengurangi produksi telur, tapi tetap kami lakukan agar usaha peternakan tetap bertahan.” Pungkasnya.
Sementara dari data harga jual telur di pasar tradisional, meski tidak signifikan, namun memang sudah mulai ada penurunan harga jual di minggu terakhir ini. Hal tersebut diungkapkan Benni Firmansyah, Kepala Unit Pasar Cicangkal salah satu pasar milik Perumda Pasar Tohaga di Kecamatan Rumpin.
“Di minggu terakhir ini, pantauan harga jual telur ayam berkisar di harga 23 ribu per-kilogram. Namun hari ini harga jual mulai berada di kisaran 20 rupiah per-kilogram.” Ujar Benni.
Pewarta : Boim / Fahry