Bandung penanews.net Jawa Barat- Awalnya dari peluncuran skema OBOR ( One Belt One Road ), satu sabuk, satu jalan oleh Sekjen partai Komunis Tiongkok Xi Jinping pada tahun 2013 untuk mempromosikan pembangunan infrastruktur di seluruh Afrika, Eropa dan Indo Pasifik dengan pembiayaan Tiongkok
Dia berharap dengan proyek proyek jalan raya, rel kereta api, pembangkit tenaga listrik dan jaringan pipa bisa memperluas ekspor dan akses RRT ke fasilitas transportasi darat dan laut untuk meningkatkan dan memperkuat pengaruh ekonomi, politik dan militer diluar negeri
Dengan jurus cerdas, cerdik dan licik yang terkenal sebagai jurus persahabatan dan jurus menuju kemakmuran RRT berhasil mempengaruhi 42 negara negara yang berpenghasilan kecil dan menengah seperti Brunai, Kamboja, Laos, Maladewa, Myanmar dan Papua Nugini yang umumnya bergabung dengan rangkaian proyek proyek korup lainya yang dibebani utang yang tidak berkelanjutan atau mangkrak yang berpotensi menciptakan gesekan politik dengan Tiongkok
Ambil contoh Maladewa, yang mengambil pinjaman besar besaran saat presidenya Abdulla Yameen dari tahun 2013 — 2018 akhirnya para pejabat yang menggantikan setelah memenangkan dalam pemilu menghentikan beberapa proyek karena kurang kelayakan atau kekhawatir hutang yang semakin meningkat
Hebatnya RRT selalu memberikan rayuan gombal dengan negara negara penghutang seperti masih jauh lebih rendah dari PDB atau masih banyaknya aset aset negara yang bisa dijaminkan
Semakin utang tinggi semakin tersembunyi dan semakin beaya tinggi
*Sifat pinjaman itu sering kali dikaburkan dari pandangan publik sehingga sulit untuk menilai keterpaparan sebenarnya dari pemerintah yang sedang mengalami kesulitan, yang akhirnya pemerintah mengambil jalan pintas, yang mudah meskipun tidak menguntungkan dan tidak mensejahterakan rakyatnya, apa lagi jika minat dari investor asing atau swasta cenderung menurun dan meninggalkan*
Hutang awal hingga akhir perhitungan bisa berdampak meningkat dan membengkak yang bisa mencapai lima kali lipat bahkan lebih, meskipun nampaknya hanya sekitar empat koma persen perbulan, apalagi jika semakin ditunda atau diperpanjang
Pada umumnya negara negara tersebut terbebani hutang sekitar ratusan triliun rupiah, bandingkan dengan hutang Indonesia yang mencapai hampir delapan ribu triliun rupiah
*Mungkin saja para pejabat era Jokowi masih dan tetap bernyali besar karena Indonesia masih sangat banyak kekayaan dan sumberdaya alam yang bisa diagunkan*
Wallohualam….
*Mana kecerdasan dan kecerdikan berpikir bangsa Indonesia, apakah masalah hutang kita tuntaskan dengan memprioritaskan hasil Pemilu 2024 nanti, atau segera kita tumbangkan rezim ini secepatnya*
Saya hanya rakyat kecil biasa, ini terserah para ahli, praktisi dan para stake Holder yang berkuasa
Yang penting kita siap dengan akibat resiko dalam proses menuju kecerdasan dan kesejahteraan bangsa Indonesia
*35 % proyek OBOR menghadapi masalah implentasi seperti skandal korupsi, pelanggaran tenaga kerja, bahaya lingkungan dan protes publik*
( Bandung, 24 Mei 2023, Sugengwaras )