Oleh : Mariska Lubis dan Yudi E. Handoyo
JEBAKAN BIRU
Bentuk wajah bisa berbagai rupa, tangis dan tawa sudah biasa menjadi topeng berbisa yang mematikan, anggunnya biru di laut yang tenang, menggulung dan menerkam banyak, mangsa.
Mata belalak lebar bersinar sendu, jalannya semampai, kata kata lembut terselipkan pisau kecil tajam mengiris halus dan merobeknya dari dalam yang tidak terlihat, dalam waktu masanya membusuk dan bertekuk lutut di sela sela jarinya.
Sandiwara jebakan penuh tipuan, walau diingkari tetap menipu, mereka yang tertipu seringkali tidak mampu mengerti, bahkan asyik dan terbuai, seolah tidak mungkin tertipu dan tidak mampu menipu.
Kecantikan kemolekan bibir tipis basah, dan jemari mriji timun dimainkan, dengan memainkan bola mata, dan senyum simpulnya akan merontokkan siapa yang memandangnya, detakan jantung berdebar dan berkata kata tersendat tidak tahan memandangnya, apapun yang diucapkan dianggap benar, walaupun.mengandung racun terbungkus keju manis dan lupa jarum telah ditelannya.
Kaya, miskin, desa, kota, tua, muda sama saja, terlalu banyak sudah topeng dipakai menutupi yang satu dan lainnya, bagai orang hilang ingatan, jati diri yang sebenarnya dilupakan, dibuang jauh-jauh sebagai penutup malu dan rasa takut.
Insan pengisi bumi diatas bukit, di lembah dan di tengah kota memainkan peran yang istimewa, untuk merebut dan merenggut yang menjadi impiannya, apapun dilakukan walaupun tangannya dibalut besi baja, dada terlapisi kain sutra dan wajah dihiasi berbagai tipuan kasih sayang, menjadi seni pemikat merogoh sukma lawannya, tiada bisa melupakan bayang-bayang di setiap celah, sudut dan atau di langit-langit ataupun di kobaran api, panah asmara berbaur segalanya akan disuguhkan.
Senandung lantunan suara merdu diselingi untaian kata kata manis, aduhaaaiii waktu tiada terasa cepat, dan sinar pagi muncul kembali seakan waktu akan diputar mundur, matahari dijauhkan biar malam pengisi selamanya, terjadilah keadaan muncul tiba tiba, jarum jarum tajam berserakan dan benang merah akan menjahitnya, biarpun berbusa ucapannya akan terkatup dengan busahnya yang mengalir pada dua sudut bibirnya.
Bandung-Malang, 1 April 2021
Dari Kumpulan Puisi
Mariska Lubis dan Yudi E Handoyo