Jelang Idul Adha, Harga Pangan di Pasar Tradisional Masih Normal

Boim / Fahry

Bogor. penanews.net _ Jawa Barat. Jelang lebaran hari Raya Idul Adha, harga sejumlah bahan pangan dan bahan pokok di pasar tradisional Leuwiliang Bogor terpantau masih relatif normal.

Jaki, petugas pengecekan harga di pasar Leuwiliang mengungkapkan bahwa sejumlah bahan pangan tidak mengalami kenaikan harga yang signifikan dan masih normal.

“Kalau harga pangan, sayur mayur dan komoditi lain saat ini masih relatif normal. Cuma harga beras premium ada kenaikan jadi 16 ribu rupiah perkilogram. Tadinya dari harga 14 ribu rupiah,” jelas Jaki, staf bagian tata usaha di pasar Leuwiliang ini, Selasa (11/6/2024).

Ia menambahkan, untuk jenis komoditas bahan pangan pokok lainnya seperti cabai, bawang dan tomat belum ada kenaikan harga.

“Harga tomat sempat naik 20 ribu, sekarang turun harga jadi 15 ribu perkilogram. Cabai jenis rawit hijau masih 40 ribu perkilogram, cabai merah besar 45 ribu perkilogram dan cabai jenis keriting 60 ribu perkilogram,” terangnya.

Sedangkan harga cabai rawit hijau saat ini 30 ribu rupiah perkilogram dan cabai rawit merah Rp. 40 ribu perkilogram. Sementara untuk harga daging masih stabil 130 ribu perkilogram.

“Biasanya sih kecenderungan naik harga itu saat H-2. Sedangkan untuk ketersediaan bahan pokok di pasar Leuwiliang masih aman,” imbuh Jaki.

Ia mengungkapkan, pasca adanya musibah kebakaran pada bulan September 2023 lalu, pengunjung pasar Leuwiliang makin berkurang. Para pedagang pun tidak sedikit yang mengeluhkan hal tersebut.

“Setelah kebakaran pengunjung pasar berkurang, pedagang juga pada ngeluh. Jadi perekonomian di pasar tidak stabil seperti biasanya. Contoh, seperti pedagang bawang yang biasanya habis 100 kilogram, sekarang hanya terjual 50 kilogram saja,” tutur Jaki.

Sedangkan Jhoni (35) salah satu pedagang sayur mayur di pasar Leuwiliang mengatakan bahwa untuk harga – harga bahan pangan saat ini belum ada kenaikan.

“Belum ada kenaikan harga yang tinggi, cabai yang biasanya harga tinggi sekarang masih normal. Cuman yang lagi naik harga timun, dari harga 7.000 perkilogram jadi 12.000 perkilogram,” ucap Jhoni.

Selain itu, Jhoni juga mengeluhkan pendapatan yang kian hari makin merosot pasca lapak pedagang yang ada di pasar Leuwiliang mengalami kebakaran hebat di tahun 2023 lalu.

 

IMG 20240611 WA0006 scaled

“Setelah kebakaran omset para pedagang menurun drastis. Tidak seperti biasanya, pengunjung juga sepi, kalau diceritain sedih deh,” ungkapnya.

Dirinya bersama para pedagang lainnya berharap situasi ekonomi di pasar Leuwiliang tetap stabil. Sebab hal ini sangat berdampak pada penghasilan sehari – hari.

“Semoga ekonominya stabil. Buat apa harga pangan murah meriah tapi ekonominya sulit. Lalu yang belanja sepi. Kan percuma saja,” pungkas Jhoni dan diamini para pedagang lainnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *