Kabupaten Bogor Kekurangan Guru Dan Kepsek, Ini Kata Warga

Bogor. penanews.net _ Jawa Barat. Kekurangan jumlah tenaga pendidik di Kabupaten Bogor yang diungkapkan sejumlah pihak dan para praktisi di bidang pendidikan, telah menimbulkan keprihatinan dan menuai berbagai tanggapan dari berbagai elemen warga masyarakat.

Pasalnya, Kabupaten Bogor yang memiliki jumlah penduduk sangat banyak, sumber daya manusia dan sumber daya alam yang banyak, tapi justeru kekurangan tenaga pendidik sebagai garda terdepan untuk mencerdaskan bangsa.

“Setelah saya membaca berbagai informasi dari sejumlah sumber tentang adanya kekurangan guru dan kepala sekolah di Bogor, tentu ini sangat memprihatinkan. Sebab anggaran pendidikan itu menjadi salah satu prioritas utama dalam kebijakan pemerintah pusat,” ujar Abu Swandana, pengamat sosial dan pendidikan, Rabu (3/5/2023).

Pendiri SKOBA Institute ini juga mengaku heran dengan adanya kekurangan guru dan kepsek di wilayah Kabupaten Bogor. Karena menurutnya, dengan modal SDM dan SDA yang dimiliki Pemkab Bogor, seharusnya hal ini tidak terjadi atau setidaknya bisa di antisipasi sejak awal.

“Saya memahami ada berbagai hal yang harus dikoordinasikan serta disesuaikan dengan kebijakan dari pemerintah pusat atau provinsi. Tapi, ini seharusnya bisa dilakukan sejak awal. Jadi ini hanya soal kemauan dan keseriusan pihak – pihak pemangku kebijakan di bidang pendidikan,” tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam giat peringatan Hardiknas di Rumpin, Ketua K3S Kecamatan Rumpin mengungkapkan saat ini ada banyak sekolah yang tidak memiliki Kepala Sekolah definitif.

Dan beberapa waktu sebelumnya, Ketua PGRI Rumpin mengatakan bahwa di wilayah Kecamatan Rumpin, juga masih kekurangan tenaga guru atau tenaga pendidik, terutama di tingkat sekolah dasar.

Menanggapi hal ini, aktivis muda asal Rumpin, Junaedi Adi Putra mengatakan, sejauh ini memang tata kelola baik sarana prasarana dan sumber daya masyarakat di bidang pendidikan khususnya di wilayah Rumpin sangat tidak maksimal.

“Jadi berbanding terbalik dengan eksploitasi kekayaan sumber daya alam yang terus menerus dikeruk dari Rumpin. Justeru kebutuhan publik, salah satunya di bidang pendidikan, kurang diperhatikan. Liat saja sarana dan prasarana nya, masih memprihatinkan,” cetus Jun sapaan akrabnya.

Alumni FH Unpam 2013 ini juga menjelaskan, sebenarnya banyak potensi mahasiswa dan warga masyarakat Rumpin yang bisa di berdayakan guna membantu dunia pendidikan agar lebih maju bahkan memiliki kompetensi menjadi guru atau tenaga pendidik.

“Yang jadi masalahnya kemauan dan keseriusan pemerintah daerah dalam memberdayakan sekaligus memberi kesempatan pada warga Rumpin untuk maju,” paparnya.

IMG 20230503 WA0124

Terkait soal kekurangan guru dan tenaga pendidik, Junaedi mengaku hal itu pasti akan berdampak pada kualitas materi pendidikan serta sikap murid atau peserta didik.

“Karena kenyataan yang sering di lihat, saat ini banyak pelajar suka nongkrong tak karuan, main game bahkan melakukan aksi tawuran. Saat ditanya mereka bilang pulang cepat karena nggak ada guru. Ini bisa jadi bom waktu, kalau tidak cepat ada solusinya,” tandas Jun.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *