JAKARTA, penanews.net, Serial Materi Khutbah Jum’at Edisi 2022 – Khutbah Jumat kali ini akan membahas isu yang sedang ramai tentang penghinaan Nabi Muhammad ﷺ, mari semarakkan di mimbar-mimbar masjid tentang pentingnya pembelaan atas Nabi Muhammad ﷺ Kita.
____
الحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
اَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ
وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Saudaraku Muslim, jamaah shalat Jumat rahimakumulloh,
Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Alloh subhanahu wa ta’ala dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.
Shalawat dan salam semoga tercurah pada Nabi akhir zaman, suri tauladan kita, Nabi kita Muhammad Shallallohu ‘alaihi wa sallam.
Hari-hari damai dalam kehidupan umat Islam telah ternodai. Toleransi baik dari umat Islam di cederai. Akhlak mulia yang ditampilkan oleh umat Islam dikhianati. Yaitu dengan adanya Tindakan kriminal, yang mencederai kehormatan Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam.
Di India, partai politik PBJ yang beraliran hindu ekstrim sering melecehkan umat Islam, kini Jubirnya Sharma, melecehkan Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam. Umat Islam India demo damai meminta keadilan, tetapi justru rumah yang demo malah digusur, anak-anak muda Islam ditembak dan ratusan orang lainnya ditangkap karena aksi damai ini.
Kini umat islam India bersumpah, tak akan berhenti dari tuntutan mereka, hingga Sharma dihukum.
Di negeri kita, dalam kurun waktu kurang dari sebulan, terjadi juga pelecehan terhadap Nabi Agung Muhammad Shallallohu alaihi wa sallam, oleh Café Hollywings, dimana mereka membuat promo, “Siapa yang namanya Muhammad dan Maryam akan dikasih Wiski/Miras Gratis”. Astaghfirulloh bahkan Nama Khatib/Penulis (Muhammad Faisal) dan nama anak pake Muhammad juga Yakni: *Muhammad Fayadh Al Hanan* dan *Muhammad Faizan Ramadhan*.
Tidak berhenti sampai di sini, pelecehan ini dilanjutkan oleh anak-anak muda yang sedang mabuk, mereka berkata, “Nabi Muhammad juga suka mabuk”. Naudzu billahi min Dzalik.
*Mari Bela Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam.*
Ada dua alasan pokok kenapa kita harus melakukan pembelaan ini, hingga kita dimenangkan oleh Alloh Ta’ala. Yaitu:
Pertama: Membela Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam, tuntutan Iman. Syarat masuk Islam adalah syahadatain; Asyhadu An Laailaaha Illalloh, dan Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasululloh.
Iman kepada Alloh Ta’ala tidak sah tanpa menyertakan iman kepada Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam. Demikian juga, pembelaan terhadap Allah, tak akan bermakna tanpa membuktikan pembelaan terhadap Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam.
Kedua: Ungkapan Terimakasih Kepada Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam
Kecintaan Rasululloh Shallallohu Alaihi Wasallam kepada umatnya sangat luar biasa. Beliau telah mengorbankan apapun yang beliau miliki untuk keselamatan umatnya. Di dunia dan di akhirat.
Dalam kesehariannya, beliau selalu memikirkan umatnya. Dalam sebuah Riwayat, disebutkan Rasululloh Shallallohu Alaihi Wasallam menjelang wafatnya, masih sempat memikirkan umatnya, itu merupakan tanda kecintaan yang mendalam kepada kita sebagai umatnya.
Cukuplah hadits ini menggambarkan kecintaan tulus Rasulullah Shallallohu alaihi wa sallam:
لكلِّ نبيٍّ دعوةٌ مستجابةٌ ، فتعجَّل كلُّ نبيٍّ دعوتَه ، وإني اختبأتُ دعوتي شفاعةً لأمتي ، فهي نائلةٌ من مات منهم لا يشركُ باللهِ شيئًا
“Setiap Nabi diberi jatah permintaan yang pasti diijabahi dan semua nabi telah meminta permintaan tersebut sementara aku menyimpan permintaan tersebut sebagai syafaat bagi umatku di hari kiamat syafaat itu pasti didapatkan oleh umatku yang meninggal dalam keadaan tidak menyekutukan Alloh subhanahu wa ta’ala dengan sesuatu apapun”. (HR. Bukhari & Muslim).
Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam bukan berarti tidak pernah mengalami hal yang sulit dalam hidupnya. Bahkan dalam dakwah peride Makkah, beliau ditimpa ujian bertubi-tubi.
Imam Bukhari Rahimahulloh meriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Amr bin ‘Ash, bahwa pernah Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam sedang melaksanakan shalat di depan hajar Aswad.
Maka datanglah Uqbah bin Abi Mu’ith -yang merupakan tetangga Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam- kemudian dia mengikatkan sorbannya (pakaiannya) di leher Nabi Muhammad Shallallohu Alaihi Wasallam.
Kemudian ia menarik Nabi Muhammad ke belakang saat beliau berdiri shalat sehingga beliau jatuh ke belakang. Dalam riwayat lain sampai beliau sempat tidak menyadarkan diri.
Lalu datanglah Abu Bakar As Siddiq Radhiyallohu anhu, kemudian menarik lengannya Utbah bin Abi Mu’ith dan mendorongnya, sambil membangun Rasululloh Shallallohu Alaihi Wasallam.
Seraya berkata, “Apakah kalian tega membunuh seorang laki-laki yang tidak punya tindakan criminal. Dia hanya mengatakan Tuhan-ku adalah Alloh dan telah datang kepada kalian bukti-bukti yang nyata”. Kalimat Abu Bakar ini diabadikan oleh Alloh subhanahu wa ta’ala dalam surat Ghafir ayat yang ke-28.
Ya Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam menderita banyak di jalan dakwah ini. Tak terhitung luka yang beliau alami. Entah berapa kali beliau dihina, diludahi, dipukul hingga berdarah. Diancam dibunuh. Sementara kata-kata kasar dan ejekan, beliau dapati.
Namun enggan untuk menggunakan do’a ini. Beliau memilih untuk menyimpannya. Kenapa? ya untuk bisa memberi syafaat kepada umat-nya kelak di hari kiamat. Untuk keselamatan kita yang banyak dosanya ini kelak di hari kiamat.
Maka, kecintaan besar Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam harus kita balas. Dengan apa? Dengan mencintai beliau, membela beliau, bahkan kita harus siap nyawa kita melayang demi membela beliau?
Apakah para penghina Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam itu hidup dengan nyaman? Mereka bebas melakukan untuk kesekian kalinya? Sementara umat Muhammad bin Abdullah Shallallohu alaihi wa sallam yang mengharapkan syafa’atnya jumlahnya miliyaaran?
Akankah kita diam atas penghinaan ini? Wahai jiwa yang bersyahadat wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam, ini nabi yang kalian selalu bersholawat kepadanya dinista.
Wahai lisan yang selalu bersholawat kepada nabi Agung. Bukankah kalian menangis di saat mengingat pengorbanan beliau di jalan dakwah ini? Ini nabi yang kalian agungkan dilecehkan.
Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam bersabda tentang haramnya menelantarkan kehormatan muslim:
وخرج أبو داود من حديث أبي طلحة الأنصاري وجابر بن عبد الله، عن النبي -صلى الله عليه وسلم- قال: «ما من امرئ مسلم يخُذلُ امرأً مسلماً في موطن تنتهك فيه حرمته، وينتقص فيه من عرضه، إلا خذله الله في موطن يُحبٌّ فيه نُصرته، وما من امرئ ينصر مسلماً في موضع ينتقص فيه من عِرضه، ويُنتهك فيه من حرمته، إلا نصره الله في موضع يحبُ فيه نُصرته» (الترغيب والترهيب [3/201]).
“Siapapun yang menelantarkan seorang muslim di tempat dia dihinakan kehormatannya dan harga dirinya dinodai maka Alloh pasti akan menghinakan dia Di saat dia membutuhkan Pertolongan Alloh dan barang siapa yang menolong seorang muslim di saat harga dirinya dinodai dan kehormatannya dinista maka Alloh pasti akan menolongnya Di saat dia membutuhkan Pertolongan Alloh ”. (HR. Abu Dawud)
Bukankah menelantarkan muslim biasa, Anda akan diancam terlaknat, Alloh akan membalas Anda dengan menelantarkan Anda? Maka tentunya menelantarkan kehormatan Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam lebih dahsyat hukumannya?
Mungkin jika kita tidak peduli dengan kehormatan Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam yang dinista, maka bukan sekedar Alloh menelantarkan kita, tapi juga anak keturunan kita, orang tua kita, bahkan generasi kita di masa yang akan datang –wal iyadzu billahi-.
Mari kita suarakan pembelaan terhadap kehormatan Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam, lewat mimbar-mimbar jum’at, sosial media, kajian, di kantor, rumah dan di jalan-jalan kota kita. Kita harus meminta pemerintah untuk menghukum penghina Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam sesuai ketentuan syari’at.
*Kenapa Penghinaan Seperti Ini Terus Terjadi..?*
Setidaknya karena dua faktor utama. Yaitu:
Pertama Kebodohan: Ada umat Islam begitu marah ketika dirinya atau tokoh panutannya dinista. Bahkan siap menumpahkan darah. Pembelaan yang sebenarnya wajar, namun terlau membabi buta.
Sayang, mereka tidak terusik di saat Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam dinista, padahal beliau adalah nabi yang dimuliakan oleh Alloh Ta’ala, jauh sebelum dunia diciptakan, hingga kelak di hari kiamat kelak.
Alloh Ta’ala menjelaskan, yang paling layak mendapatkan pengorbanan nyawa, darah,dan harta adalah Rasululloh, Muhammad Shallallohu alaihi wa sallam. Alloh Ta’ala mengingatkan:
فَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِهِۦ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَٱتَّبَعُواْ ٱلنُّورَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ مَعَهُۥٓ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ
“Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur`ān), mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (QS. Al-A’raf: 57)
Alloh Ta’ala juga mengingatkan, bahwa Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam harus lebih dimuliakan dari diri kita:
ٱلنَّبِيُّ أَوۡلَىٰ بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ مِنۡ أَنفُسِهِمۡۖ وَأَزۡوَٰجُهُۥٓ أُمَّهَٰتُهُمۡۗ
“Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan diri mereka sendiri,dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka”. (QS. Al-Ahzab: 6).
Sudah saatnya umat menyadari, bahwa kehormatan Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam adalah paling tinggi di atas segala-galanya, setelah kesucian dan keagungan Alloh Ta’ala. Maka sudah selayaknya membela Rasulullah Shallallohu alaihi wa sallam, menjadi nafas kehidupan mereka. Karena dengan inilah iman bisa hidup dalam jiwa dan raga seorang mukmin.
Kedua Kelemahan: Jika dulu sahabat Abdullah bin Mas’ud Radhiyallohu anhu berkisah, saya pernah melihat Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam di Makkah diinjak oleh Uqbah bin Abi Mu’ith di saat beliau sedang sujud. Hampir saja kedua bola mata beliau keluar, karena kerasnya siksaan itu. Sementara kami lemah, tidak bisa berbuat banyak“.
Hingga Sayyiduna Abu Bakar Radhiyallohu anhu datang. Lalu mendorong Uqbah. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pun melanjutkan shalatnya. Ya sahabat diam, karena lemah, jumlah mereka, belum mencapai 1000. Namun demikian, ada pemberani seperti Abu Bakar Radhiyallohu anhu.
Mereka tidak bisa berbuat banyak karena jumlah mereka sedikit. Sementara kita diam, bukan karena jumlah yang sedikit. Bukannya karena tidak punya senjata.
Tetapi kita diam, karena kita lemah. Bukan karena lemah fisik, tetapi lemah iman, leman jiwa, lemah mental. Karena apa, cinta dunia yang kelewat batas.
Cinta jabatan, membuat para pejabat yang beragama Islam diam membisu. Tidak membela Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam. Padahal mereka digaji dengan pajak umat Islam.
Cinta popularitas, membuat Sebagian tokoh Islam, para kiyai diam. Tidak menjelaskan hukum penista Nabi Muhammad Shallallohu alaihi wa sallam. Mereka khawatir mata umat menjauh dari mereka, menuduh mereka radikal. Padahal mereka mendapatkan ketokohan karena ajaran Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam.
Sungguh benar apa yang disampaikan oleh Rasululloh Shallallohu alaihi wa sallam, bahwa cinta dunia itu melemahkan jiwa. Beliau Shallallohu alaihi wa sallam bersabda;
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
“Dari Tsauban, dia berkata: “Rasululloh Shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Hampir-hampir bangsa-bangsa (kafir) saling mengajak untuk memerangi kamu, sebagaimana orang-orang yang akan makan saling mengajak menuju piring besar mereka”, Seorang sahabat bertanya: “Apakah disebabkan dari sedikitnya kita pada hari itu?” Beliau menjawab: “Tidak, bahkan pada hari itu kamu banyak, tetapi kamu buih (sampah), seperti buih (sampah) banjir. Dan Allah akan menghilangkan rasa gentar (takut) dari dada (hati) musuhmu terhadap kamu. Dan ALLOH ﷻ akan menimpakan wahn (kelemahan) di dalam hati kamu,” Seorang sahabat bertanya: “Wahai Rasululloh, apakah wahn itu?” Beliau Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: “Cinta dunia dan takut mati”. [HR. Abu Dawud, no. 4297; Ahmad (5/278);
Maka solusi dari kelemahan ini adalah menanamkan sikap zuhud (prioritas cinta akherat) dalam jiwa kita, kemudian menjadikan jihad sebagai jalan juang kita.
Menurut Syaikh Dr. Safar al-Hawali Rahimahulloh Ta’ala dalam karya fenomenalnya –almuslimun wal hadharah algharbiyah- dengan kedua karakter ini, yaitu Zuhud dan Jihad, sahabat Rasululloh memimpin dunia, padahal sebelumnya tidak pernah memimpin. Dan dengan kedua inilah juga, umat Islam, setelah mereka, termasuk kita akan memimpin dunia. Dan sebagai Nasehat terakhir Ingatlah pesan Al Imam Ibnu Taimiyah Rahimahulloh Ta’ala: “Asy-Shoriful Maslul ala’ Satimir Rasul” (Pedang Yang Terhunus atas Penghina Rasululloh/ISLAM) STOP ISLAMOPHOBIA dan Menghina Rasululloh ﷺ dan ISLAM Serta Kriminalisasi Ulama. Semoga Bermanfaat, Barokallohu’fiikum.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
*Khutbah Kedua*
إاَلْحَمْدُ لِلهِ الْغَفُوْرِ التَّوَّابِ، اَلْكَرِيْمِ الْوَهَّابِ؛ خَلَقَ الْخَلْقَ وَدَبَّرَهُمْ، وَكَفَلَ أَقْوَاتَهُمْ وَأَرْزَاقَهُمْ، نَحْمَدُهُ عَلَى مَا أَعْطَى، وَنَشْكُرُهُ عَلَى مَا أَوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ؛ تَبَارَكَ اِسْمُهُ، وَتَعَالَى جَدُّهُ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ بَعَثَهُ اللهُ تَعَالَى بِالدِّيْنِ اْلمُبَارَكِ الَّذِيْ عَمَّتْ بَرَكَتُهُ الْأَرْضَ جَمِيْعًا،
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ؛ فَجُمَاعُ الْخَيْرِ فِيْ ظِلَالِهَا، وَأُسُّ السَّعَادَةِ فِيْ تَحْقِيْقِهَا، وَطَرِيْقُ الْجَنَانِ يَمُرُّ عَبْرَ تَمَثُّلِ مَدْلُوْلِهَا، قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
هَذَا وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا عَلَى مَنْ أُمِرْتُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَيْهِ، قَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُوْا عَلَيْهِ وَسَلِمُوْا تَسْلِيْمًا. وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا.
الَلَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ: أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلَيٍ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الْأَكْرَمِيْنَ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اللَّهُمَّ ارْفَعِ البَلَاءَ عَنِ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ، اللَّهُمَّ احْقِنْ دِماءَ الُمسْلِمِيْنَ، وَاحْفَظْ عَلَيْهِمْ دِيْنَهُمْ وَأَمْنَهُمْ وَأَعْرَاضَهُمْ وَأَمَوَالَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اللَّهُمَّ اكْفِنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ شَرَّ الْأَشْرَارِ وَكَيْدَ الْفُجَّارِ،
اللَّهُمَّ وَلِّ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ خِيَارَهُمْ وَاكْفِهِمْ شِرارَهُم يَا ربَّ الْعَالَمِينَ، اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرةَ الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُقَاتِلُوْنَ أَهْلَ دِيْنَكَ اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِهِمْ فَإِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُوْنَكَ، اللَّهُمَّ أَنْزِلْ بِهِمْ بَأسَكَ الَّذِيْ لَا يُرَدُّ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيْزُ،
اللَّهُمَّ آمِنَّا فِيْ الْأَوْطَانِ وَالدَّوْرِ، وَاصْرِفْ عَنَّا اْلفِتَنَ وَالشُّرُوْرَ، وَأَصْلِحْ لَنَا الْأَئِمَّةَ وَوُلَاةَ الْأُمُوْرِ، اللَّهُمَّ وَفِقْ وُلَاةَ أَمْرِنَا بِتَوْفِيْقِكَ وَأَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ وَاجْعَلْهُمْ مِنْ أَنْصَارِ دِيْنِكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، اللَّهُمَّ ارْزُقْهُمْ بِطَانَةَ الصَّلَاحِ وَأَهْلِ الْخَيْرِ، وَأَبْعِدْ عَنْهُمْ أَهْلَ الزَّيْغِ وَاْلفَسَادِ،
اللَّهُمَّ مَنْ أَرَادَنَا وَأَرَادَ دِيْنَنَا وَبِلَادَنَا بِسُوْءٍ اللَّهُمَّ فَأَشْغِلْهُ بِنَفْسِهِ وَاجْعَلْ كَيْدَهُ فِيْ نَحْرِهِ وَاجْعَلْ تَدْبِيْرَهُ تَدْمِيْراً عَلَيْهِ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الَّذِيْنَ انْتَقَلُوْا إِلَى رَحْمَتِكَ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُمْ رَحْمَةً وَاسِعَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَأَفِضْ عَلَيْهِمْ مِنْ خَيْرِكَ وَرِضْوَانِكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِيْنَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَ اسْقِنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ، وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْأَرْضِ.
اُذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ.
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.
ALFAQIR ILLALLOOH Azza Wa Jalla,
*Al Ustadz Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani* حفظه اللّٰه تعالى *
Seorang Hamba Yang Mengharap Ridho RabbNya
(Ketua ICMI/Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia ORSAT Bekasi Timur Kota Bekasi, Aktivis Pendidikan dan Kemanusiaan, Praktisi dan Pengamat PAUDNI/Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal, Aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat, Domisili Saat ini di Bekasi Raya Kota dan Kabupaten/Babelan City).