Bogor. penanews.net _ Jawa Barat. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) Pabrik Narogong kembali menggelar pelatihan pengolahan tanaman atsiri yang dipanen dari area pasca tambang bagi masyarakat sekitar area operasional.
Pelatihan ini diikuti oleh sepuluh orang
perempuan yang tergabung dalam program PUSAKA (Perempuan Sadar Berkarya) dengan tujuan meningkatkan kemampuan dalam mengolah tanaman atsiri dan minyak kayu putih menjadi berbagai olahan produk kesehatan.
“Para peserta pelatihan juga dibekali dengan teknik pengemasan dan pemasaran secara digital dengan memaksimalkan media sosial,” ungkap Nur Lailiyah, General Affairs Community Relations Manager SBI Pabrik Narogong.
Ia menjelaskan, komitmen pembinaan dan pengelolaan masyarakat sekitar area operasional merupakan bagian dari pilar – pilar CSR SBI untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs 2030).
Hal tersebut, lanjutnta, ttercermin melalui strategi, semangat serta inovasi program – program keberlanjutan perusahaan dalam menciptakan ekosistem yang berkesinambungan dari tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) di area pasca tambang Pabrik Narogong.
PT SBI, lanjutnya, melihat ada potensi guna engembangan program yang terintegrasi di sekitar area reklamasi untuk meningkatkan kualitas hidup dan perekonomian masyarakat. “Oleh karena itu kami menginisiasi sebuah ekosistem keberlanjutan yang saling terikat melalui program integrated farming demi mewujudkan #MasaDepanYangKitaMau,” paparnya.
Masih kata Nur Lailiyah, SBI juga sangat mendukung kemandirian ekonomi
perempuan (PUSAKA) yang dapat dikembangkan menjadi wadah perempuan di sekitar Pabrik Narogong untuk berdaya menuju kemandirian ekonomi.
Lebih jauh, menurut perempuan yang biasa dipanggil Laily ini, bahwa program integrated farming yang dikembangkan SBI Pabrik Narogong memiliki beberapa jenis kegiatan yang saling mendukung satu sama lain. Mulai dari pengolahan kotoran peternakan sapi yang dapat
dijadikan sebagai pupuk untuk penanaman berbagai jenis tanaman di area reklamasi, hingga pengolahan dan pembuatan minyak atsiri dari hasil panen pertanian.
Menurutnya, keterlibatan berbagai pihak mulai dari pemerintah desa setempat, beberapa kelompok petani dan peternak, sangat membantu keberhasilan pengembangan program integrated farming.
Meskipun ada berbagai tantangan, lanjut Laily, kolaborasi serta komunikasi dari semua pihak dapat menjadi kunci keberlangsungan program ini. Selain itu PT SBI mengoptimalkan pendampingan
dan pelatihan kepada masyarakat binaan (pada setiap kegiatan) agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
“Ke depan, SBI akan terus berkomitmen memberikan manfaat yang bernilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan dalam setiap operasional bisnisnya sebagai bagian dari strategi dan kontribusi Perusahaan untuk mencapai kondisi kehidupan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang,” tukasnya.
Boim / Fahry