KPAID Kabupaten Bogor : Peran Dari Orang Tua, Guru Dan Masyarakat, Sangat Guna Cegah Remaja Gabung Gangster

Bogor. penanews.net _ Jawa Barat. Adanya sejumlah remaja yang ikut bergabung dengan kelompok geng motor atau gangster yang kerap kali melakukan tindakan kekerasan dengan menggunakan senjata tajam mendapat perhatian serius dari sejumlah pihak.

Komisioner KPAID Kabupaten Bogor Asep Saepudin, mengaku prihatin atas fenomena ini. Menurutnya, anak remaja seharusnya disibukan dengan berbagai kegiatan belajar dan pengembangan diri, bukan malah justeru terjerembab dalam pusara kenakalan yang tak terkendali.

“Tentu fenomena ini bukan tanpa sebab atau terbentuk begitu saja. Saya pikir ada beberapa faktor yang mengakibatkan remaja tersebut bergabung dengan gangster,” ungkap Asep Saepudin, Selasa (3/10/2022).

Ia menjelaskan, faktor pertama adalah hilangnya figur panutan. Di lingkungan keluarga, tentu keberadaan ayah dan ibu sedianya adalah sosok sentral tumbuh kembang anak, bahkan dari merekalah karakter dan budi pekerti ditumbuhkan.

“Tugas dan fungsi orang tua bukan hanya sekedar menafkahi putra-putrinya secara lahir, tetapi mengisi batiniahnya dengan pondasi agama dan moral yang baik,” tuturnya.

Faktor kedua, yaitu lingkungan sekolah dan guru. Menurutnya, sekolah bukanlah hanya sekadar tempat mentransfer ilmu pengetahuan. Kehadiran sosok seorang guru yang kharismatik, berwibawa dan berbudi pekerti luhur menjadi figur kedua sebagai wakil orang tua.

“Sehingga, adanya guru bukan sekedar mewariskan ilmu, tetapi menularkan karakter yang melekat, yang senantiasa ingin ditiru dan diikuti oleh anak didiknya, bahkan jadi panutan kebanggaan untuk menggapai masa depannya,” paparnya.

Ketiga, tentu lingkungan masyarakat. Di lingkungan ini, lanjut Asep, anak usia remaja mencari jati diri dan jika mereka salah bergaul, akan fatal akibatnya. Sebagaimana dikatakan, bahwa “agama seseorang dilihat dari agama temannya”, maksudnya adalah, bahwa baik buruknya seseorang itu tergantung dengan siapa teman bergaulnya.

“Di lingkungan ini lah banyak yang lalai bahkan abai. Orang tua kurang begitu mengawasi. Sementara sekolah sudah lepas tangan, karena anak sudah di luar lingkungan pendidikan. Apalagi orang lain, sekedar mengingatkan sepintas lalu, selebihnya abai,” tutur Asep Saepudin.

Ia menyimpulkan, kehadiran orang tua sebagai suri teladan bagi putra putrinya sangat penting. Artinya Keluarga harus menjadi pondasi benteng pertahanan akhlak bagi setiap anak. Keluarga yang baik akan melahirkan generasi yang baik. Maka bagaimana jadinya jika keluarga itu berantakan? Tentu anaklah yang menjadi korban.

“Kemana anak anak ini akan memperoleh perlindungan, tempat mengadu, berkeluh kesah. Ketika para orang tua hanya sibuk mencari nafkah, tanpa peduli pada ruang waktu yang cukup untuk bercengkrama dengan putra-putrinya,” ucapnya.

Begitu pula kehadiran sekolah beserta dewan guru, harus menjadi rumah yang aman dan nyaman setiap anak/murid. Lingkungan yang paling luas, sambung Asep, tentunya lingkungan masyarakat, sebagai satu rumah besar dan rumah bersama yang harus menjadi tempat bernaung seluruh anak bangsa.

“Maka kewajiban kita bersama, semua komponen bangsa untuk menghadirkan kenyamanan bagi anak-anak. Sehingga tidak ada lagu ruang untuk terperosok ke jurang kenakalan dan kriminalitas,” tukas Komisioner KPAID Kabupaten Bogor ini.

 

Boim / Fahry

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *