Bogor, penanews.net _ Jawa Barat. Sorotan dan kritikan tajam soal kegiatan bimbingan teknis (bimtek) ratusan kepala desa ke pulau dewata Bali semakin meluas. Termasuk dari beberapa organisasi gerakan mahasiswa di Kabupaten Bogor.
Seperti diungkapkan Muhamad Aam Badrul Hikam, Ketua Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kabupaten Bogor yang mengaku prihatin dan kecewa atas kegiatan bimtek kades di Bali tersebut.
“Rasa prihatin dan kecewa itu karena kami melihat ini semacam akal – akalan saja di dalam melakukan kegiatan dengan dugaan menggunakan anggaran uang rakyat,” ujar Aam sapaan akrabnya.
Ia menjelaskan, seharusnya DPC Apdesi lebih mengkaji efektivitas dan efisiensi dari penyelenggaraan sebuah kegiatan. Karena dengan menggunakan uang hasil pajak rakyat, seharusnya lebih diutamakan soal kepentingan rakyat bukan kepentingan dari pribadi – pribadi, termasuk kepala desa.
“Melihat giat bimtek kades di Bali ini, hanya orang yang sakit pikiran nya melihat itu giat bimtek. Tapi kalau orang waras pikiran nya, ya pasti melihat itu cenderung jalan – jalan,” cetus mahasiswa Kampus Unusia ini.
Aam membeberkan, kegiatan bimtek itu hanya berlangsung selama beberapa jam, dan pasti lebih banyak waktu pelesiran. Secara rasional, lanjutnya, tentu bisa dibayangkan, peserta tidur di hotel, giat bimtek di hotel, lalu keluar hotel, pasti jalan – jalan pelesiran ke lokasi wisata.
“Rasionalitas dari orang yang berpikiran waras pasti akan bilang ini sih banyakan jalan jalan dan pelesiran. Terus dugaannya pakai uang rakyat. Itu jelas – jelas membuat hati rakyat tersinggung rasa keadilan nya,” tandas Ketua PC PMII Kabupaten Bogor ini.
Aam juga menyoroti tema bimtek yaitu soal studi pengembangan desa wisata. Menurut dirinya, di zaman modern ini ada langkah yang lebih efektif dan efisien untuk belajar soal pengembangan daerah. Misalnya, ada kegiatan bimtek, tinggal buat kegiatan lalu panggil narasumber kompeten dan kredibel.
“Di Kabupaten Bogor banyak hotel dan lokasi representatif untuk kegiatan bimtek. Banyak juga orang kompeten dan kredibel soal pengembangan wisata. Jika memang perlu narasumber dari Bali, bisa diundang. Itu lebih realistis daripada buang – buang duit ke Bali. Jadi ini emang jalan – jalan sih,” cetusnya dengan nada berseloroh.
Selain itu, sambung Aam, setiap desa di Kabupaten Bogor memiliki potensi dan kendala yang berbeda-beda. Tidak semua desa punya potensi wisata. Lalu adapula desa yang punya potensi wisata tapi masih perlu peningkatan sarana prasarana nya.
“Nah harusnya Apdesi Kabupaten Bogor bisa memetakan potensi apa yang ada di setiap desa. Lakukan pengelompokan desa sesuai potensinya dan berikan bimtek yang tepat. Bagi desa yang punya potensi wisata kan lebih baik dana dipakai untuk perbaikan jalan atau perbaikan sarana dan prasarana wisata desa. Bukan dipakai jalan – jalan,” tandas Aam.