Suatu kali sempat pula berfikir,,, kenapa kok malah obyek dan media nya yang dipersoalkan, bukan pada subyek nya?
Di lain kali sempat juga memakna; ketika manusia terpapar dosa, tindakan Tuhan tidak terfokus pada manusia (kerna manusia sejak semula menjadi bagian Dia), namun Tuhan berfokus justru pada dosa,, bagaimana agar dosa tidak bisa meng-inveksi manusia. Ia melakukan Karya Paripurna, yang lantas kemudian Dia menjagai manusia sepanjang hari, Ia bersama dengan manusia, Ia menuntun manusia, Ia mengajar manusia.
Sebuah IRONI, bisa jadi,
Tapi inilah fakta; manusiawi cenderung melihat ke luar dibanding ke dalam.
Ketika orang terpapar covid-19 yang disalahkan orangnya, ibadahnya, pasarnya, mallnya, tempat aktifitasnya. Dokter dan penguasa tidak bertindak untuk “menikam” VIRUSNYA..
Dan lantas KETIDAK MAMPUAN ITU diatas namakan untuk menjaga kemungkinan bahaya lebih besar.
Dokter, Pemerintah, Alim ulama, “P”, Ilmuwan, Filsuf, Poli_tikus, Mahasiswa, MPR, DPR, LSM,Mereka orang pintar yang konon ahli di bidangnya,, tapi mereka “bersembunyi” dibalik gelar kehormatan statusnya untuk berkata AKU TIDAK MAMPU, KARNA SENJATA PEMBUNUH VIRUS CORONA BELUM ADA yang lantas kemudian mata dan jari mereka mengarah pada Kita, juga pada Media dan lantas mulut mereka lantang berkata Tidak Disiplin, Tidak Taat, Kurang Berhilmat.
Sampai kapan kita menunggu waktu
bertanya pada saang Maha Guru dan Maha Bijak
sebagai umat, saya hanya bisa termangu, menunggu, menangis tersedu, dan terus mencari tahu
Mohon maaf, sekedar “melolos,,” jika tak berkenan Abaikan Saja
kerna saya memang bukan siapa-siapa.
SMG 2/ 07/ 21
Jull_dsr@ntique