Pecel Bu Dar Kota Malang, Goyang Lidah Istimewa

Pewarta/Editor: Redaksi

Bagi anda yang kebetulan sedang berkunjung ke kota Malang, tak ada salahnya jika menyempatkan diri mampir ke warung UMKM “Pecel Malang Bu Dar” di Jalan Wilis, Kota Malang.

Dengan rasa yang maknyuss, pecel Bu Dar telah memikat banyak warga Malang untuk sekadar sarapan sehabis olah raga pagi sambil menikmati sejuk taman di area Perumahan sekitarnya.

Adalah Etty, pengelola Pecel Bu Dar saat ini yang merupakan penerus dari Pecel Malang orang tuanya. Dulu, orang tua Etty merintis usaha pecel Bu Dar dengan citarasa istimewa hingga usahanya langgeng dan berhasil diteruskan putrinya.

Ditemui Penanews.net di sela acara Peluncuran empat buku Mariska Lubis, Yudi E Handoyo dan Pril Huseno dari Penanews Group di Swissbell-in Hotel Malang, Etty mengungkapkan bahwa dia sempat menjadi guru di Sekolah Internasional Surabaya milik Ciputra Group dan sempat beberapa lama di sekolah tersebut. Kemampuan Bahasa Inggris Etty telah menjadikan dirinya sebagai guru andalan sekolah tempatnya mengajar.

pecelbudar3.jpg

Karena ketidakcocokan terhadap standar profesionalisme sekolah tersebut, Etty sempat juga melanglang buana ke Hongkong dan menjadi guru yang mengajar anak-anak Indonesia di Kedutaan Indonesia di Hongkong.

“Mengajar apa saja ketika itu, karena gurunya memang sedikit. Untungnya, para murid dan orang tua di kedutaan Indonesia dibackup penuh oleh pemerintah Indonesia, baik kurikulum ataupun kebutuhan materi pengajaran dan soal soal ujian,” kata Etty.

Selepas mengajar di Hongkong, Etty sempat menjadi pengajar Bahasa Indonesia di Binus Internasional Simprug School, Jakarta.

pecelbudar2.jpg

“Selama beberapa tahun, saya sempat mengajar di sekolah yang menggunakan komunikasi dalam Bahasa Inggris tersebut. Hingga akhirnya mengerti bahwa para guru asing di sekolah internasional belum tentu secara kualitas melebihi kemampuan para guru domestik,” kenang Etty.

Karena merasa jenuh dan berniat hijrah kembali ke kota kelahirannya Malang, Etty memutuskan untuk pulang kembali. Kebetulan usaha UMKM warung pecel orang tuanya butuh perhatian agar tetap bertahan. Jadilah Etty sampai sekarang menjadi punggawa pecel Bu Dar yang diminati.

“Buka pagi sejak pukul 06.00 sampai sehabisnya. Kadang pukul 10.00 WIB sudah habis,” tutur Etty yang kadang terbersit ingin kembali menekuni profesi mengajar di sekolah.

Etty mengaku senang menekuni usaha peninggalan orangtuanya saat ini, sambil berharap mendapat peluang kembali menjadi pengajar di sekolah selepas pandemi. (pso)

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *