Bogor. penanews.net _ Jawa Barat. Kasus angka stunting di Desa Pabuaran Kecamatan Kemang saat ini masih cukup banyak. Meskipun angka kasus menurun, namun hal itu tetap menjadi perhatian khusus dan serius dari jajaran Pemcam Kemang.
Camat Kemang Rameni mengatakan bahwa dari 8 desa dan 1 kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Kemang, hanya Desa Pabuaran yang memiliki jumlah angka stunting yang tinggi.
“Data terakhir yang kami dapatkan di tahun 2022 lalu, ada 150 lebih anak yang terkena gejala stunting. Namun saat ini sudah turun drastis karena dilakukan penanganan dengan baik,” ucap Camat Kemang, saat diwawancarai redaksi media ini beberapa waktu lalu.
Rameni mengungkapkan, untuk program penanggulangan dan pengentasan dari kasus stunting, saat ini semua Pemdes di Kecamatan Kemang, telah diimbau untuk mengalokasikan anggaran yang diambil dari Dana Desa (DD).
“Alhamdulillah semua sudah berjalan. Untuk desa selain Pabuaran, sifatnya program penanggulangan. Khusus di Desa Pabuaran dana itu dialokasikan untuk penanggulangan dan pengentasan stunting,” pungkas Camat Kemang.
Sebagai informasi, Stunting adalah kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak maupun tumbuh kembang pada anak.
Karena mengalami kekurangan gizi menahun, bayi stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita pada umumnya atau seumurnya. Tapi mesti di ingat, stunting itu pasti bertubuh pendek, sementara yang bertubuh pendek belum tentu stunting.
Dikonfirmasi hal ini, Sekretaris Desa (Sekdes) Pabuaran Kecamatan Kemang, Ahmad Sofyan mengakui jika di tahun 2022 lalu angka stunting mencapai 170 kasus. Namun saat ini, angka tersebut sudah turun jauh di kisaran puluhan.
“Akhir tahun lalu sebenarnya sudah tidak ada, tapi setelah dilakukan pendataan ulang oleh kader kesehatan, laporannya stunting ada lagi. Data stunting itu kami dapat dari Dinas Kesehatan,” ungkapnya.
Sofyan melanjutkan, saat ini Pemdes Pabuaran terus menerus melakukan penanggulangan stunting. Diantaranya dengan program makan telur selama 90 hari bagi anak – anak yang diketahui ada gejala stunting. Pihaknya juga bekerja sama dengan Puskesmas dan Pemcam Kemang untuk melakukan edukasi.
“Alokasi anggaran penanganan serta pengentasan stunting juga ditingkatkan. Pada tahun 2022 alokasinya Rp. 50 juta dan tahun ini 80 juta rupiah. Termasuk insentif bagi para kader kesehatan,” kata Sekdes Sofyan.
Ia menjelaskan, dari data laporan kader dan hasil temuan stunting yang didapat dari Dinkes, sebaran kasus stunting di Desa Pabuaran ditemukan hampir di semua wilayah lingkungan atau RW.
“Tentunya kami akan terus bersinergi dengan kader kesehatan, Puskesmas dan Pemcam Parung agar penderita stunting ini bisa turun jumlahnya dan bisa ditanggulangi,” tukas Sofyan.