Pewarta/Editor: Redaksi
Kemendikbud dan KBRI Ankara Terkejut, Pendaftar Kelas Bahasa Indonesia di Turki Pecahkan Rekor.
Jumlah peminat kelas Bahasa Indonesia di Turki tahun 2021 jauh melampaui target. Jumlah pendaftar pengajaran bahasa secara daring, dengan kurikulum BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing), mencapai 16 kelas dari target semula hanya 3 kelas. Menurut pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ini adalah jumlah terbesar dalam satu angkatan jika dibandingkan dengan di negara-negara lainnya.
Demikian berita yang diperoleh dari KBRI Ankara (25/02/2021).
“Dalam waktu dua minggu, sekitar 501 orang yang mendaftarkan diri dari 18 provinsi yang ada di Turki. Latar belakangnyapun bermacam-macam. Mulai dari pemandu wisata, pasangan WNI di Turki, akademisi, diplomat, presiden direktur dan general manager sejumlah perusahaan besar di Turki, hingga salah seorang penulis buku-buku sejarah yang cukup dikenal di Turki. Ini jauh melampaui target kami”, ungkap Hafid A. Santosa, Sekretaris III Pensosbud KBRI Ankara yang mengkoordinasikan kegiatan ini.
Pengajaran Bahasa Indonesia bagi masrakat Turki ini diselenggarakan bersama oleh KBRI Ankara dengan Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengajaran menggunakan kurikulum BIPA yang sudah teruji dan terus dikembangkan selama puluhan tahun di berbagai negara.
“Bahasa Indonesia sudah dipahami lebih dari setengah populasi Kawasan ASEAN. Kita ingin terus menginternasionalkannya. Ini sangat istimewa karena meskipun baru pertama kali dibuka, jumlah peminat di Turki sangat besar bahkan mengalahkan jumlah peminat di banyak negara yang telah membuka kelas Bahasa Indonesia yang difasilitasi Badan Bahasa”, ujar Dora Amalia, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra.
Selain menggunakan kurikulum BIPA, pengajaran Bahasa Indonesia di Turki juga akan memanfaatkan materi-materi visual yang dikembangkan oleh KBRI Ankara dengan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Turki yang dikenal dengan program Endonezya Evi (Rumah Indonesia). Ditargetkan dalam 5 bulan, pengajaran untuk setiap tingkatan akan selesai dan diakhiri dengan ujian serta pemberian sertfikat. Setelah selesai dalam satu tingkatan, para peserta juga dapat mengikuti tingkatan selanjutnya.
“Saya ingin sekali belajar Bahasa Indonesia. Selain karena alasan potensi kerjasama ekonomi yang sangat besar di Indonesia, juga karena Indonesia adalah salah satu bangsa yang paling dekat di hati orang Turki”, tutur Ibu Gozde Dizdar, presiden direktur perusahaan GD Global dari kota industri Izmir.
“Minat yang melampaui harapan ini, jelas merupakan ekspresi persaudaraan yang kuat masyarakat Turki kepada Bangsa Indonesia. Selamat belajar Bahasa Indonesia”, ucap Lalu Muhamad Iqbal, Dubes Indonesia untuk Turki, dalam pengantar pembukaan kegiatan pengajaran tersebut pada tanggal 24 Februari lalu.
Dalam dua tahun terakhir, KBRI Ankara secara aktif terus melakukan berbagai upaya menarik perhatian masyarakat dan kalangan usaha di Turki terhadap Indonesia. Sebelumnya KBRI Ankara juga telah membentuk klub tari Indonesia khusus bagi anak muda Turki, dua kali mengirimkan influencers Turki ke Indonesia dan hasilnya sudah dilihat oleh lebih dari 6 juta view serta sejumlah juga sejumlah forum bisnis dan investasi di Turki. (pso)