Palembang. penanews.net _ Sumsel. Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Drs Supriadi MM, yang diwakili oleh Kaur Mitra Subbid Penmas Pembina Darul Jalal, SAg, MM, bersama Kasubbag Renmin Penata Tingkat I Herwanto, Sos, menghadiri Seminar Membaca Kembali Prasasti Sriwijaya koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan di Gedung Auditorium Museum Negeri Sumsel, Palembang, pada Senin, 17 Juli 2023.
Menurut catatan sejarah, Kerajaan Sriwijaya terletak di Pulau Sumatra bagian selatan, tepatnya dekat Sungai Musi, Palembang.
Hal ini diperkuat dengan temuan lima prasasti peninggalan dari zaman Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di beberapa lokasi di Palembang.
Kepala UPTD Museum Sumsel, H Chandra Amprayadi, mengatakan bahwa ada beberapa negara yang menemukan jejak Kerajaan Sriwijaya, seperti India dan Thailand. Namun, kedua negara tersebut mengambil jejak dari Kerajaan Sriwijaya berdasarkan agama dan adat istiadatnya.
“Bagi kita sendiri, Palembang merupakan tempat berdirinya Kerajaan Sriwijaya, dengan bukti penemuan lima prasasti di beberapa titik di Palembang. Hal ini menguatkan bahwa Palembang adalah tempat berdirinya Kerajaan Sriwijaya,” ujarnya di sela-sela kegiatan seminar membaca kembali prasasti Sriwijaya koleksi Museum Sumsel di Gedung Auditorium Museum Negeri Sumsel.
Kelima prasasti tersebut antara lain Prasasti Telaga Batu, yang ditemukan di sekitar Kolam Telaga Biru, Kecamatan Ilir Timur, Palembang. Prasasti ini mengandung kutukan bagi orang-orang dengan niat jahat yang berada di wilayah Sriwijaya.
Kemudian, Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di tepi Sungai Batang, Kedukan Bukit, Kota Palembang. Pada prasasti ini terdapat angka 686 yang menunjukkan tahun penulisannya dengan menggunakan huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta. Di bagian dalam prasasti ini, terdapat cerita tentang Dapunta Hyang yang menaiki perahu dan kemenangan Kerajaan Sriwijaya.
Prasasti Talang Tuo ditemukan di Desa Gadus, daerah Talang Tuwo, sebelah barat Kota Palembang. Prasasti ini memiliki angka tahun 606 Masehi atau 684 Masehi. Prasasti ini ditulis dengan huruf Pallawa dan Bahasa Melayu Kuno yang berisi tentang pembuatan taman Sri-ksetra oleh Punta Hyang Sri Jayanaga untuk kemakmuran semua makhluk. Doa dan harapan yang terkandung di dalam prasasti ini menunjukkan sifat-sifat dari agama Buddha.
Selanjutnya, Prasasti Siddhayatra ditemukan tanpa angka tahun di Palembang. Prasasti Boom Baru ditemukan di daerah Palembang, tepatnya di sekitar Pelabuhan Boom Baru. Prasasti ini ditulis dengan huruf Pallawa, tetapi tidak terdapat tahun penulisan dalam prasasti tersebut.
Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya ini berisi tentang kutukan dari raja Sriwijaya. Sumpah atau kutukan ditujukan kepada orang yang berbuat jahat atau berkhianat kepada datu Sriwijaya.
Sementara itu, dalam kegiatan seminar membaca kembali prasasti Sriwijaya koleksi Museum Sumsel di Gedung Auditorium Museum Negeri Sumsel ini, turut dihadiri peserta dari TNI, Polri, Toga, Tomas mahasiswa UNSRI, PGRI, Muhammadiyah, dan UIN Raden Fatah Palembang.