Pinter Keminter, Selamat Tinggal!

Oleh: Mariska Lubis dan Yudi E. Handoyo

Berderet gedung tinggi tampak congkak menjulang langit,
Pepohonan di sekitar nampak kecil dipandang sebelah mata,
Orang kota bangga, orang desa terpana,
Yang bergelar berpangkat busung dada, yang kerdil kehilangan percaya diri.

Sementara daun berani dipetik dan jatuh,
Kerendahan hati dan tahu diri menjadi adab,
Beton dan tulang belulangnya bisa hancur seketika,
Tanpa daun manusia tercekik tiada nafas.

Mata bisa menipu bentuk dan warna,
Telinga mengubah nalar di otak berasumsi tanpa logika hati,
Kehidupan menjadi sekedar fatamorgana bayang-bayang persepsi semata,
Rasionalisasi pemikiran irasional pun diyakini benar dan hebat.

Bagaimana ada atom tanpa ruang yang tercipta sebelumnya tidak pernah terpikir,
Bumi dan langit dianggap hanya sekedar tempat menumpang hidup,
Sang Pencipta yang memberikan segalanya tidak terlihat,
Yang penting gaya, kaya, terkenal, dan berkuasa.

Manusia pandai berucap dan berkata kata
Tidak dapat menyeimbangkan nalar di kepala dan sebuah qolbu,
Asal bicara sekenanya menimbulkan malapetaka.
Menjadikan keretakan kerusakan, kehancuran selamanya.

Jika melihat ke atas, rasakan dengan seksama setiap celah.
Walaupun tidak terdapat celah, rasakan disampingnya ada banyak masalah.
Hindarkan kecongkakan pikiran dan hati, setidaknya kesombongan tidak mewarnai.
Sehingga dapat dibedakan mana atas mana bawah, tetapi satu rasa karsa.

Pandangan mata jauh dan dekat selalu berbeda.
Bisakah merasakan dengan sempurna, tujuan tidak salah terka.
Tipuan mata membuahkan banyak prakata, disuarakan dalam lantunan rangkaian kalimat
Salah mengambil alurnya, menciptakan goresan kesalahan sepanjang masa.

Ruang terisi udara dan hampa sesungguhnya sama,
Sama dalam hal kekosongan semata, kekosongan jiwa namun padat rasa.
Hanya berpikir logika, tanpa semuanya cuma tinggal nama.
Seraya hidup semua diraihnya, kapan lagi dada dibusungkan, nantinya tidak akan bisa.

Selamat tinggal di ujung kehancuran. Jangan menyesal bila sudah terlambat.

Bandung – Malang, 23 Februari 2021

mariska dan yudi.jpg

Mariska Lubis dan Yudi E Handoyo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *