Puisi Politik Sang Pengacara V
Foto : peradi.org
Karya: Adi Satria Noer
Hujan deras datang lagi
Banjir dan longsor mengikuti
Banyak warga yang mengungsi
Dibantu relawan mandiri
Relawan bekerja tanpa pamrih
Menolong siapapun tanpa pilih kasih
Tak peduli dibilang radikal
Tak peduli nasi yang di bungkus pejabat sensasional
Namun sayang relawan mandiri dibubarkan
Tapi sarana dan fasilitas nya tetap digunakan
Dari sini kita belajar dan tahu
Bagaimana caranya tak punya malu
—
Ditemani indahnya warna pelangi
Disebuah cafe asing cepat saji
Para politisi wara Wiri
Dari penggembira sampai petinggi
Berjalan tengok kanan dan kiri
Takut diikuti paparazi
Bicara pelan lirih seperti orang kasmaran
Padahal deg deg an takut ketahuan
Pejabat tinggi datang menghampiri
Senyum-senyum dengan politisi
Entah apa yang terjadi
Pejabat tinggi dan politisi cipika cipiki
Mungkin sudah satu hati
Bagaimana cara berbagi
Penggembira tertawa-tawa
Makan dan minum sepuasnya
—
Politisi berpikir tentang jabatan
Negarawan berpikir tentang masa depan
Politisi berjuang demi harta dan jabatan
Negarawan berjuang demi kedaulatan
Politisi mempertahankan kekuasaan
Negarawan mempertahankan ketahanan pangan
Politisi banyak muncul dadakan
Negarawan muncul karena banyak pengalaman
Politisi hilang digerus zaman
Negarawan dikenang sepanjang zaman
—
Uhuuuuuyyy…
Pandemi akan berlalu
Berlalu…
Ya, berlalu lalang
Jangan bilang-bilang
Pandemi semakin menjulang
Protokol kesehatan di gadang-gadang
Dari 3 M ke 5 M eh keterusan jadi 17 M
Katanya harus berjuang
Tapi 17 M ikut melayang
Whaaaat…?
Slipi, 24 Februari 2021
Adi Satria Noer