Rengkuh Yatim & Kaum Duafa: ‘Shoot on Target’ Afiliasi PYI dan penanews.net  (1)


penanews.net _ Media masa menyajikan portal berita, itu biasa. Namun, jika ada media yang baru saja lahir, kemudian hadir ditengah-tengah masa, untuk merengkuh yatim dan duafa, pasti ini sangat ‘ruuuaaaarrrr’ biasa..! Inilah ‘shoot on target’ dari misi afiliasi Panti Yatim Indonesia (PYI) dengan penanews.net.

Sebenarnya, kabar tentang misi afiliasi PYI – penanews.net, sekilas sudah disinggung dalam ulasan yang ditulis Supriyono-Daniel, wartawan media ini, pada Minggu (14/3/2021). Silakan, pembaca dapat simak di https://penanews.net/cuit-redaksi/10687/berjejaring-membangun-reputasi-temu-refleksi-orientasi-wartawan-penanews-net-jawa-tengah/

Narasi kali ini, untuk melengkapi ulasan sebelumnya, agar pembaca mendapatkan “kepingan puzzle” baru, sehingga memperoleh gambaran yang semakin utuh, tentang kiprah penanews.net, yang dibidani kelahirannya oleh Bunda Mariska Lubis.

Siapakah beliau? Bagaimana kiprah figur perempuan tangguh yang sekarang menjadi Komisaris Utama media kesayangan anda ini? Silakan pembaca simak ulasan tentang profil beliau di portal berita penanews.net yang akan datang.

Perlu diketahui, bahwa afiliasi kolaboratif dari dua entitas lembaga, yaitu PYI dan penanews.net adalah untuk mengakhiri kenyataan ironis, yang selama ini sering dijumpai terjadi di masyarakat. Apa itu? Bantuan yang turun tidak tepat sasaran kepada yang benar-benar membutuhkan.

Semua pasti mahfum, bahwa duka derita yatim dan duafa dalam berjuang melewati pergulatan hidup, sering kali luput dari perhatian kita semua, termasuk perhatian dari media masa.

Maklum saja, mungkin dari sisi ‘news value’ (nilai berita), bisa jadi berita tentang mereka kurang menjual. Lain hal jika dibanding berita tentang publik figur yang lagi viral, dan berpotensi pula untuk mendongkrak popularitas sebuah media.

Acap kali, media masa yang menyambangi mereka, tak lebih, hanya untuk menjadikannya sekadar obyek penderita, atau sekadar untuk jadi bahan konsumsi berita yang “mungkin” kurang bermakna. Meskipun tidak menutup mata, potensi kemungkinan berita tentang mereka menimbulkan efek “human interest”, yang bisa menggugah kepedulian pihak lain, dan punya efek positif bagi terjadinya perubahan hidup mereka. Tapi, itu tidak banyak.

Jika mau jujur, yang paling mereka (yatim & duafa) butuhkan bukan berita tentang kepedihan mereka. Tapi rengkuhan kasih sayang & uluran tangan penuh keikhlasan untuk memberdayakan semangat serta harapan hidup mereka, untuk ‘better is tomorrow’, esok lebih baik.

(Bersambung…..).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *