Depok penanews.net Jawa Barat. – Tentu saja peristiwa ini bukan yang pertama kali, Senior terkemuka Junior telah terjadi dalam perang mu’tah setelah Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abu Thalib dan Abdullah bin Rawahah meninggal. Saat itu, pasukan muslim dipimpin oleh Khalid bin Walid, seorang tokoh terkenal dengan julukan Pedang Tuhan. Ia masuk Islam setelah perjanjian Hudaibiyah pada Safar 8 Hijriah, sedangkan perang mu’tah terjadi pada Jumadil Awal 8 Hijriah. Dengan demikian, ia masuk Islam kurang dari tiga bulan yang lalu dan segera ditugaskan ke medan perang.
Saat itu Khalid dan Amir ibn Ash’ telah membuktikan kemampuannya dalam sejarah perang di dunia Islam, Khalid berhasil menyelamatkan tentara muslim dari ancaman tentara Romawi, sedangkan Amir ibn Ash’ benar-benar menunjukkan kemampuannya yang luar biasa dan berhasil. dalam mencapai segala cita-cita yang telah digariskan oleh Rasululloh, beliau bahkan berhasil menaklukkan tanah Qudha’ah.
Tidaklah terlalu penting membicarakan hasil kemenangan, yang patut diperhatikan adalah kemampuan Nabi Muhammad bin Abdillah Shallallohu ‘alaihi wa sallam dalam mengangkat pemimpin pada masanya. Ia mampu mencetak kader-kader tangguh yang mampu memimpin perang yang tentunya ada pendamping Senior di dalamnya. Makkah yang disamakan dengan Quantum Tarbiyah (Lompatan Pendidikan) dalam tiga bulan berhasil ditaklukkan.
Hal ini menjelaskan, boleh mengangkat seorang pemimpin Junior atas orang-orang yang jauh lebih Senior, jika memang pemimpin Junior yang diangkat itu memiliki kelebihan kualitas tertentu yang terkait dengan kepemimpinannya. ( rujuklah Kitab Fathul Bari VIII/75 ). Selain itu, tentunya kerelaan para Senior diperlukan untuk memberikan kesempatan kepada Junior untuk memimpin, sebagaimana dicontohkan oleh para Sahabat Nabi saat itu, antara lain Abu Ubaidah bin Jarrah, Umar bin Khattab, Abu Bakar Ashiddiq Radhiyallohu ‘ Anhum Ajmain dan lain-lain.
Jika hal ini bisa dipahami oleh kaum muslimin, maka bongkahan emas yang selama ini disembunyikan bisa terangkat dan menerangi alam semesta.
Rasululloh Muhammad bin Abdillah Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam berpesan “Orang-orang seperti makanan terbaik di antara mereka di zaman kebodohan, juga terbaik ketika mereka masuk Islam jika mereka memahami Agama”. (HR Bukhari dan Muslim). Semoga Bermanfaat Tulisan Singkat ini. Jazakumulloh Khairan. Wallohu ‘Ta’ala A’lam Bish Showab. Barokallohu’ Fiik illa Aqwami Ath-Thariq. Di akhir artikel ini kita akhiri dengan membaca Alhamdulillah dan Do’a Kafaratul Majelis:
Subhaanakalloohumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik. Nuun Walqalami Wamaa Yasthuruun. Fastabiqul Khoirot.
Barokallohu’ fiikum
” Hasbunalloh wa ni’mal wakiil ni’mal mawla wa ni’mannashiir ”
Salam Ahadun Ahad Allohu Akbar (Isy Kariman Aw Mut Syahidan/Hidup Mulia atau Mati Syahid)
Maraji’ (Referensi): Kitab Al-Umm, Pengarang: Al-Imam Asy-Syafii Rahimahulloh, Kitab Ad-Dhiyaul Laami Minal Kitabil Jawaami, Penulis: *Syaikhuna Al-Allamah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin Rahimahulloh, dll.
Oleh: Al Ustadz Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani, S.Pd, M.Pd, I, M.MPd* حفظه الله تعالى