Sepinya Malam Peringatan Isra’ Mi’raj Disaat Wabah Covid-19

Penulis : Mansyur


penanews.net _ Tidak nampak gebyar pada peringatan Isra’ Mi’raj tahun ini di mushollah-mushollah, demikian juga di masjid At Taqwa dusun Pandak.

Agenda Peringatan Hari Besar Islam yang biasanya dilaksanakan dengan meriah setiap tahun, karena wabah covid-19 kini dilaksanakan dengan sederhana.

Prokes penanggulangan wabah covid-19 mulai tidak boleh berkumpul, memasang terop, spanduk dan sound system dilaksanakan dengan baik.

Usai sholat maghrib jamaah membaca istighosah bersama dilanjutkan dengan sambutan dari ketua takmir masjid At Taqwa tentang pentingnya ibadah sholat yang diperintahkan Allah SWT kepada kita.
KH.Khusnul Arif selaku ketua takmir berpesan agar kita bisa melaksanakan ibadah sholat dengan berjamaah.

Selesai doa, acara dilanjutkan dengan ramah tamah, makan bersama dan sholat isya.

Waktu terus berjalan. Dari desa tetangga juga terdengar sayup-sayup ceramah tentang Isra’ dan Mi’raj.
Mengingatkan umat Islam tentang perjalanan mulia yang dilakukan oleh Nabiyullah Muhammad SAW, merupakan salah satu peristiwa penting. Karena pada peristiwa inilah Rasulullah SAW mendapat perintah Allah SWT untuk menunaikan shalat lima waktu sehari semalam. Rukun Islam kedua setelah syahadat.

Gambaran tentang kejadian penting ini dapat dilihat dalam Al-Qur’an surah Al-Isra-1. “Maha Suci Allah yang telah menjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang Kami berkahi sekelilingnya, agar dapat Kami perlihatkan sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.”

Sebagaimana riwayat, Isra’ adalah perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Ka’bah di Makkah ke Baitul Maqdis di Yerusalam 1.239 KM.
Bila tahun 621 M ditempuh dengan berkuda atau unta bisa sampai satu bulan. Namun Nabi Muhammad SAW. mencapainya dalam semalam.
Sebuah perjalanan panjang yang ditempuh dalam sekejap dan dilanjutkan dengan Mi’rajnya Nabi ke langit ke tujuh, Sidratul Muntaha.

“Kisah penuh arti dan makna yang tidak mungkin hanya ditafsirkan dalam tataran syariat saja.

Perintah sholat lima waktu merupakan oleh-oleh paling berharga yang diberikan Allah SWT kepada umat Islam melalui Rasulullah Muhammad SAW. Umat dengan agama sempurna, dan ‘wajib’ mengimplementasikannya dalam laku kehidupan sehari-hari.

Berupa keteladanan, kerendahan hati, cinta sesama, tegas dalam menerapkan kebenaran dan keadilan, tidak berlebih-lebihan dengan harta benda serta menjadi umat yang rahmatan lil alamin.
Maha Benar Allah dengan segala firmanNya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *