Sepuluh Ulama Besar Yang DiPenjara Dan Di Kriminalisasi

Babelan , penanews.net Jawa Barat- Al Ustadz Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani, S.Pd, M.Pd, I, M.MPd Hafizhahulloh Ta’ala DALAM dinamika sejarah, kriminalisasi ulama bukanlah hal baru. Ada banyak ulama yang demi kebenaran, berani mengkritik penguasa. Mereka ini ulama-ulama lurus yang tidak silau dengan iming-iming penguasa dan kepentingan duniawi. Yang benar akan dikatakan benar; dan yang salah akan dikatakan salah. Hadits nabi mengenai keutamaan jihad kepada penguasa yang lalim dan tiran dipegang dengan baik oleh mereka. Akibat dari keteguhan ini, mereka bisa mengalami kriminalisasi dan penyiksaan.

Berikut ini ada 10 ulama besar korban kriminalisasi penguasa.

Pertama: Sa’id bin Musayyab

Seorang ulama besar bernama Sa`id bin al-Musayyib pernah mengalami kriminalisasi saat menolak baiat kepada putra Abdul Malik (al-Walid dan Sulaiman) sebagai ganti dari Abdul Aziz bin Marwan, akhirnya Hisyam bin Ismail [selaku Gubernur Madinah] memberi sanksi 60 cambukan kepadanya, dan dipenjara. [Siyaru A`lâm An-Nubalâ, 5/130] Pada riwayat lain bahkan Sa`id diboikot, tidak diajak bicara[al-Thabâqatu al-Kubra, 5/128], bahkan dicambuk [Siyaru A`lâm An-Nubalâ, 4/232].

Kedua: Sa’id bin Jubair

Lebih parah dari itu peristiwa itu, Sa`id bin Jubair seorang Tabi`in dipenggal kepalanya oleh Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi, yang merupakan panglima ‘bertangan besi’ dari kekhilafaan Umawi, gara-gara menentang khilafah Umawi bersama Ibnu al-Asy`ats [Wafayâtul A`yân, 2/373] Demi memegang kebenaran, ia tak gentar kalaupun pada akhirnya harus gugur.

Ketiga : Abu Hanifah

Pada zaman khilafah Abbasiyah, Imam Abu Hanifah dicambuk [Târîkh Baghdâd, 13/327] dipenjara oleh al-Manshur gara-gara menolak dijadikan Qadhi [Siyaru A`lam An-Nubalâ, 6/401].

Pada era Dinasti Umawiyah, tepatnya ketika Marwan bin Muhammad menjadi penguasa. Imam Abu Hanifah ditawari jabatan hakim, namun beliau bersikukuh untuk menolaknya. Akibatnya, di daerah bernama Al-Kinasah, beliau dicambuk seratus kali. Bahkan sebelumnya, ketika Sang Imam menampik tawaran Ibnu Hubairah menjadi pengurus Baitul Mal, akhirnya beliau pun dicambuk.

Keempat: Tsufyan Ats-Tsauri

Senada dengan kisah tersebut, Imam Sufyan Ats-Tsauri pun pernah berselisih dengan al-Mahdi lantaran tidak mau dijadikan Qadhi, sampai akhirnya ia lari ke Bashrah [Hilyatul Auliyâ, 40/7-41]

Kelima : Malik bin Anas

Nasib Imam Malik bin Anas juga tak jauh lebih indah, beliau dicambuk karena membangkang pada perintah Abu Ja`far al-Manshur, lantaran tetap meriwayatkan hadits, “Tidak ada talak bagi orang yang dipaksa.”[Wafayâtul A`yân, 4/137].

Wahid Abdussalam Bâli dalam buku “Ulamâ wa Umarâ`” (1410: 181) menceritakan konflik Imam Malik dengan penguasa. Alkisah, Ja’far bin Sulaiman –sepupu Abu Ja’far Al-Manshur- berniat buruk kepada Imam Malik. Dituduhkan rumor bahwa beliau tidak mengakui kepemimpinan Ja’far Al-Manshur. Mendengar berita itu, kuping Abu Ja’far panas, lalu memerintahkan kepada tentaranya untuk mencabuk beliau.

Keenam: Imam Syafi’i

Murid beliau, juga mengalami hal yang susah bersama penguasa. Imam Syafi`i dituduh sebagai pendukung Syi`ah oleh pendengkinya, Mutharrif bin Mâzin. Bahkan dia memprovokasi Khalifah Harun Ar-Rasyid untuk menangkap Imam Syafi`i dan orang-orang alawiyin. Diutuslah Hammad al-Barbari untuk menangkap Imam Syafi`i dan orang-orang alawiyin. Ia dirantai dengan besi bersama orang alawiyin dari Yaman hingga Raqqah, kediaman Harun Ar-Rasyid [Siyaru A`lâm al-Nubalâ, 8/273]. Bayangkan, betapa sengsaranya dirantai dengan besi dari Yaman hingga Baghdad.

Ketujuh: Ahmad bin Hanbal

Murid beliau pun, Imam Ahmad bin Hanbal juga pernah mengalami nasib yang lebih menyakitkan dengan penguasa. Ia dicambuk, dipenjara selama 30 bulan oleh Ma`mun gara-gara tidak mengakui kemakhlukan al-Qur`an sebagaimana yang diyakini mu`tazilah [al-Kâmil fi at-Târîkh, 3/180].

Kedelapan: Imam Bukhari

Imam Bukhari pun akhirnya pergi dari negerinya karena “berusaha disingkirkan” oleh Penguasa Dhahiriyah di Bukhara saat itu, Khalid bin Ahmad al-Dzuhali. Penyebabnya, Imam Bukhari menolak permintaan Khalid untuk mengajar kitab “al-Jâmi`” dan “al-Târîkh” di rumahnya. Bukhari beralasan, seharusnya yang butuh ilmulah yang mendatanginya, bukan ulama yang mendatangi yang butuh. Pada akhirnya, Bukhari meninggalkan negerinya [Târîkh Baghdâd, 2/33].

Kesembilan: Imam Nawawi

Menurut Ibnu al-Aththar, Imam Nawawi adalah ulama yang berani berhadapan langsung dengan penguasa. Demi kebenaran, dia tidak takut dicela. Jika tidak mampu menghadapi secara langsung, beliau menyampaikan kritik dengan mengirim surat.

Suatu saat, akibat kritikan yang sangat sangat tajam kepada Sultan Dhahir Baibars, hampir saja Imam Nawawi dikriminalisasi dan disiksa. Kritik Imam Nawawi ini diarahkan kepada sang penguasa karena kasus Hauthah. Inti permasalahannya, kerika Dhahir berada di Damaskus -pasca kekalahan Tatar-, ia mempercayakan kepengurusan Baitul Maal kepada orang bermadzhaf Hanafi. Berdasarkan madzhab Hanafi, harta yang dikuasai Tatar (musuh), maka otomatis harta dikuasai penguasa. Lantas Imam Nawawi dan ulama lain mengkritik pendapat tersebut. Dan kritik paling keras adalah yang disampaikan Imam Nawawi.

Sang Sultan marah dan mengira bahwa itu dilakukan Imam Nawawi karena kepentingan jabatan duniawi karena telah disingkirkan. Ternyata, beliau sama sekali tidak memiliki jabatan dan kepentingan dunia. Setelah kesalahpahaman ini berakhir, Imam Nawawi dicintai dan diagungkan oleh Sultan Dhahir Baibars. (al-Imaam al-Nawawi- Syaikh al-Muhadditsin wa al-Fuqahaa, 1995: 110, 111)

Kesepuluh, Ibnu Taimiyah

Nasib ulama lain yang tidak kalah susah adalah seperti yang dialami Imam Ibnu Taimiyah diadukan kepada Emir Humsh al-Afram, oleh orang-orang sufi. Sampai pada akhirnya karena dianggap membuat keresahan [oleh para pembencinya], ia pun dipenjara, dan mati di dalam penjara [al-Bidâyah wa al-Nihâyah, 14/41].

Demikianlah 10 contoh ulama besar yang pernah dikriminalisasi penguasa. Salah satu yang bisa diambil dari mereka adalah ketegaran dan keberanian dalam membela dan menyampaikan kebenaran walaupun kepada orang yang berkuasa, apapun konsekuensi yang harus mereka terima.“`

*Baca Info ini Sebelumnya;*

1. https://penanews.net/kajian-syariah-hadits-tentang-penguasa-yang-suka-berdusta/

2. https://retizen.republika.co.id/posts/12429/orang-orang-yang-dikasihi-allah-radikal-di-mata-penguasa

3. https://retizen.republika.co.id/posts/12366/stop-kriminalisasi-ulama-islam

Semoga Bermanfaat Barokallohu’fiikum

* Penulis Adalah Alumni dan Aktivis 212, Ketua ICMI/Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia Orsat Bekasi Timur Kota Bekasi, Praktisi dan Pengamat PAUDNI/Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal, Aktivis Pendidikan dan Kemanusiaan, Aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat

*****

*(Mengingatkan Kembali)*

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum Warohmatulloh wabarakatuh…

Mohon bantuannya…

Dari 0812….
mff ustads & ustadzah sapa tau ada dalil & hadits shohihx ttg melawan pemerintah yg dzolim tp bkn yg doif, mohon Tanggapan:

Jawab:

*Rasululloh Shallallohu’ Alaihi wa Sallam Tidak Akan Mengakui Umatnya Yang Membenarkan Penguasa Zalim*

Sumber Buka ini;

https://www.remajaperubahan.com/2020/04/rasulullah-saw-tidak-akan-mengakui.html?m=1

Oleh: *Al Ustadz Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani, S.Pd, M.Pd, I, M.MPd* Hafizhahulloh Ta’ala *

Rasululloh Shallallohu’ Alaihi wa Sallam bersabda: “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh tipu daya, dimana Pendusta dipercaya dan orang Jujur disuarakan, penghianat diberi amanah dan orang yang amanah dikhianati, dan berbicara di zaman itu para Ruwaibidhoh. Di tanyakan, siapakah Ruwaibidhoh itu? Beliau Rasululloh bersabda, Orang bodoh yang berbicara dalam masalah umum”. (HR. Al Hakim)

/Tadzkiroh Aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat: *”RASUL Shallallohu’ Alaihi wa Sallam TIDAK MENGAKUI UMATNYA YANG MEMBENARKAN PENGUASA ZALIM”*/

Wahai…orang-orang yang beriman BERJUANGLAH KALIAN SEMUA KEPADA YANG HAQ. Katakanlah bahwa yang haq itu haq yang harus dijunjung tinggi, wajib untuk dilaksanakan dan dijadikan sebagai pegangan hidup kita dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dan katakanlah bahwa yang bathil itu bathil yang harus kita perangi, kita hindari dan wajib hukumnya untuk ditinggalkan. Jika kalian benar-benar orang yang beriman kepada Alloh dan hari akhir (KIAMAT).

Saya heran mengapa hadits ini jarang dibahas, atau hampir-hampir tak terdengar. Ataukah mungkin kita yang lalai?

Rasululloh Shallallohu’ Alaihi wa Sallam bersabda;

«اسْمَعُوا، هَلْ سَمِعْتُمْ أَنَّهُ سَيَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ؟ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الحَوْضَ،َ»

“Dengarkanlah, apakah kalian telah mendengar bahwa sepeninggalku akan ada para pemimpin?

Siapa yang masuk kepada mereka, lalu membenarkan kedustaan mereka dan mendukung kezaliman mereka, maka dia bukan bagian dariku, aku juga bukan bagian darinya. Dia juga tak akan menemuiku di telagaku”. (HR Tirmidzi, Nasai dan Al Hakim Sanad Shohih).

Hai muslim, tahukah kamu apa itu telaga Nabi Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam?

Setiap Nabi memiliki telaga, dan mereka berbangga dengan banyak pengikutnya yang akan singgah padanya.

Telaga Rasul kita Muhammad bin Abdullah Shallallohu’ Alaihi wa Sallam adalah paling ramai.

Padanya ada gelas yang jumlahnya seperti bintang di langit.

Siapa yang meminum darinya tak akan haus selamanya.

Telaga ini terletak di padang Mahsyar sebelum para hamba melewati shirath.

Airnya mengalir dari sungai / telaga Kautsar yang ada di Jannah.

Namun sayang, ada umat Nabi Muhammad bin Abdullah Shallallohu’ Alaihi wa Sallam yang akan diharamkan dan diusir dari telaganya.

*Tahukah kamu siapa mereka?*

Akan ada pemimpin-pemimpin pandai berdusta dan menzalimi rakyatnya.

Siapa yang;

1. Berkawan dengan mereka.
2. Selalu membenarkan keputusan pemerintah, meski dengan modal dusta.
3. Mendukung mereka menzalimi rakyat

Rasululloh bin Abdullah Shallallohu’ Alaihi wa Sallam mengancam mereka;

1. Mereka tidak diakui sebagai pengikut Rasululloh Shallallohu’ Alaihi wa Sallam. Meskipun mereka merasa diri sebagai pengikut Sunnah / Salafush Sholeh.

2. Rasululloh Shallallohu’ Alaihi wa Sallam tidak sudi dianggap oleh mereka. Wa Lastu Minhu

3. Mereka diusir dari telaga Nabi Muhammad bin Abdullah Shallallohu’ Alaihi wa Sallam.

Wahai Ulama…
Wahai Ustadz…
Wahai Muslim…
Ittaqulloh…

Rasululloh Shallallohu’ Alaihi wa Sallam menyampaikan pesan khusus kepada para Pejabat/Ulli Amri agar berlaku adil dan amanah. Dalam satu Hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, beliau berdoa:

اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ هَذِهِ أُمَّتِي شَيْئاً فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ. وَمَنْ شَقَّ عَلَيْهَا فَاشْفُقْ عَلَيْهِ. رواه مسلم

“Ya ALLOH Tabarokta wa Ta’ala, siapa saja yang memimpin (mengurus) urusan umatku ini, yang kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah dia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia”. (HR. Muslim No 1828).

Kamu yang merasa di atas Sunah Rasululloh Shallallohu’ Alaihi wa Sallam, kamu tidak akan diakui sebagai pengikutnya, jika kamu selalu membela penguasa yang zalim. Renungkanlah! Semoga ALLOH Tabarokta wa Ta’ala senantiasa membimbing kita dalam ketaatan dan kebenaran. Aamiin ya Rabbal Alamien.

Semoga bermanfaat. Barokallohu fiikum.

Alfaqir,

*Al Ustadz Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani, S.Pd, M.Pd, I, M.MPd* Hafidzhahulloh Ta’ala bin *Dr. H. Subo Sukamto, M.Sc* bin *Mbah Robikun* Rahimahulloh Ta’ala Alias *Ustadz Abu Fayadh/Ustadz Abu Jundulloh* -Hafidzhahulloh Ta’ala-

(Aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat, Praktisi dan Pengamat PAUDNI/Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal, Aktivis Pendidikan dan Kemanusiaan). (Admin reper/ar)

↘️ Join http://t.me/s/remajaperubahan
————————————-
“Generasi penerus masa depan gemilang”

Follow, Like, Subcribe, Comment and Share:
https://yubi.id/remajaperubahan
————————–

*Raih Amal Sholeh…, Silahkan di Share seluas-seluasnya Info ini, Syukron. Barokallohu’ fiikum*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *