Bogor. penanews.net _ Jawa Barat. Sebuah pemandangan unik nampak terlihat di sisi jalan raya Parung, tepatnya di depan area pertokoan Metro Parung. Sebuah plang (papan informasi) penunjuk arah jalan menuju ke terminal Parung yang hingga saat ini wujudnya justeru belum terbangun.
“Unik ya, ada papan petunjuk jalan ke arah terminal Parung. Padahal di dalam sana tidak ada terminal. Mungkin yang dimaksud terminal gaib,” ungkap Guntur seorang warga Kecamatan Parung saat ditemui media ini, Rabu (13/7/2023).
Komentar hampir serupa, disampaikan Ketua DPK KNPI Kecamatan Parung, Fikar Khaerul Fahmi saat dikonfirmasi redaksi media ini. Dengan berseloroh, lelaki yang biasa akrab disapa Bule ini mengaku heran dengan adanya plang petunjuk arah ke terminal gaib itu.
“Memang bener rasanya kayak terminal gaib. soalnya namanya ada, janji – janji pembangunan juga sering diucapkan, tapi kenyataannya tidak ada. Jadi bisa disebut janjinya gaib, terminalnya gaib,” ujar Bule sambil tertawa.
Sebagai informasi, usulan masyarakat untuk pembangunan terminal Parung ini sudah digaungkan sejak lama. Hampir serupa dengan usulan RSUD Parung, aspirasi warga untuk terminal tersebut karena kebutuhan mendesak terutama untuk solusi mengatasi kemacetan.
Seperti diungkapkan Benni Simar, salah satu tokoh masyarakat di kecamatan Parung yang mengungkapkan, bahwa rencana pembangunan terminal Parung merupakan janji politik dari para pejabat di Pemkab Bogor dan Pemprov Jabar.
“Iya usulan dan aspirasi lama dari warga masyarakat Parung. Saya ingat betul, itu sudah disuarakan sejak Musrenbang tahun 2013. Tapi sampai saat ini cuma janji – janji tanpa realisasi,” ungkap Cang Benni, sapaan akrabnya.
Sebagai informasi, lokasi untuk pembangunan terminal tersebut sebenarnya sudah ada yaitu lahan aset milik Pemda yang berada di Kampung Jati, RT 3 RW 5, Desa Parung, Kecamatan Parung dengan luas lahan sekitar 2,3 hektare.
Bahkan pada tahun 2014, sudah sempat ada giat pembangunan tahap kesatu. Dan juga telah ada rencana pembangunan tahap kedua dengan nilai anggaran dana sebesar Rp. 30 miliar.
“Jadi sampai sekarang sudah mau ada pilkada Bupati dan Pilkada Gubernur lagi. Tapi aneh terminal Parung justeru malah menghilang. Padahal dalam tiap reses dewan, aspirasi ini juga selalu terus kami sampaikan,” tandas Cang Benni.