Universitas Yarsi Maksimalkan Kegiatan Penelitian Serta Pengabdian Masyarakat Terkait PHBS

Bogor. penanews.net _ Jawa Barat. Universitas Yarsi Jakarta dengan bantuan pendanaan program penelitian kebijakan merdeka belajar kampus merdeka serta pengabdian masyarakat berbasis hasil penelitian telah melaksanakan kegiatan PHBS pada sekolah binaan Puskesmas Kecamatan Ciseeng.

Program ini berjalan sebagai salah kegiatan yang didanai melalui bantuan pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) pada Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemen Dikbud Ristek) Republik Indonesia tahun 2021.

Untuk diketahui, Puskesmas Ciseeng yang terletak di Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor, membawahi 7 Desa binaan, mempunyai 30 sekolah binaan pada SDN, SDI dan MI untuk kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Isaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).

“Jumlah SDM di Puskesmas Ciseeng sangat terbatas, dimana hanya ada 1 dokter gigi yang bekerja melayani pasien dan 1 perawat gigi untuk melaksanakan kegiatan UKS dan UKGS, maka kegiatan UKS dan UKGS tidak dapat berjalan optimal. Untuk itu kami datang ke Puskesmas ini,” ungkap Dr. drg, Helwiya Umniyati, MPH. ketua tim kegiatan dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Yarsi, Selasa (28/12/2021)

Dosen FKG ini mengatakan, materi PHBS yang dibahas lebih dalam pada kegiatan pengabdian masyarakat kali ini adalah materi MKM serta kesehatan gigi dan mulut. Dijelaskan olehnya, materi terkait Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) merupakan materi baru yang ditambahkan pada kegiatan PHBS, sebab seluruh sekolah di Kecamatan Ciseeng belum terpapar dengan materi tersebut.

“Managemen Kebersihan Menstruasi perlu mendapat perhatian khusus, karena isu MKM ini sangat terkait erat dengan Sustainable Development Goals (SDG), pada tujuan 3-6 yaitu kehidupan sehat dan sejahtera, pendidikan berkualitas, kesetaraan jender, air bersih dan sanitasi layak akses air bersih dan fasilitas sanitasisanitasi,” benernya.

Helwiya Umniyati menambahkan, tiga penyebab utama pentingnya isu MKM di sekolah adalah rendahnya sarana sanitasi yang layak di sekolah, minimnya akses informasi mengenai cara mengelola kebersihan menstruasi secara baik dan benar, dan terbatasnya pengetahuan guru tentang MKM.

“Isu penting terkait MKM lainnya adalah fakta bahwa siswa laki-laki cenderung melakukan perundungan (bullying) kepada siswa perempuan yang sedang menstruasi. Data menyebutkan ada sebanyak 39% peserta didik di Indonesia mengalami perundungan (bullying) saat menstruasi di sekolah, 1 dari 6 anak perempuan terpaksa tidak masuk sekolah selama 1 hari atau lebih saat menstruasi,” ungkapnya.

Terkait rendahnya sarana sanitasi yang layak di sekolah, lanjutnya, hasil analisis Data Pokok Pendidikan (Dapodik) tahun 2017 menyebutkan 1 dari 3 sekolah tidak memiliki akses air yang layak dan 1 dari 2 sekolah tidak memiliki jamban yang terpisah.

“Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018 hanya 7% dari anak usia 5-9 tahun di Indonesia yang tidak menderita gigi berlubang. Tingginya angka karies gigi di Indonesia juga disebabkan rendahnya perilaku sikat gigi yang baik dan benar yaitu hanya 1,4% sesuai data dari Kementerian Kesehatan tahun 2018,” imbuh pemegang gelar Doktor dari UI ini.

IMG 20211228 WA0116

Dia berharap, adanya kegiatan program penelitian kebijakan merdeka belajar kampus merdeka serta pengabdian masyarakat berbasis hasil penelitian dalam pelaksanakan kegiatan PHBS sekolah binaan Puskesmas Kecamatan Ciseeng ini dapat menambah wawasan pengetahuan siswa dan guru terutama dalam soal UKS dan UKGS.

“Insya Alloh kami dari Universitas Yarsi akan kembali datang ke Kecamatan Ciseeng. Sekaligus untuk memberikan apresiasi pada pihak sekolah yang telah mempraktikkan hasil pelatihan secara baik dan benar di sekolahnya masing – masing.” tukas Helwiya Umniyati.

 

Pewarta : Boim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *