Wafatnya Muhammad Natsir, Sang Guru Bangsa Sejati

Bandung penanews.net Jawa Barat- Pernahkah kamu menyadari, bahwa bangsa kita memiliki tokoh bersahaja yang mampu mewarnai jalannya pemerintahan dengan nilai-nilai Islam? Di zaman ini, rasanya sulit mencari. Namun ketahuilah, orang-orang shalih di panggung negara selalu ada; dulu, kini dan nanti.

Dan kini kita akan mengenal lebih dekat inspirasi yang membuat orang-orang shalih di garis depan perjuangan itu tetap bertahan; beliaulah Muhammad Natsir, rahimahullah. Salah satu quote yang penting untuk kita ingat baik-baik dari beliau adalah kalimat ini, “Islam itu kalau besar tidak melanda, kalau tinggi malah melindungi” yang disampaikan M. Natsir di sidang Konstituante saat membahas dasar negara (1956-1959).

Ada beberapa fakta dari Muhammad Natsir yang akan membuat kita sadar bahwa negara kita pernah punya pejabat yang amanah: beliau tak punya baju bagus, jasnya bertambal. Natsir dikenang sebagai menteri yang tak punya rumah dan menolak diberi hadiah mobil mewah.

Satu lagi yang akan membuat kita kagum, kamu perlu tahu bahwa guru bangsa kita yang satu ini ternyata menguasai berbagai bahasa, seperti Bahasa Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Arab dan Esperanto.

Beliau, Muhammad Natsir, mengajarkan pada kita bahwa Islam selalu relevan dengan perkembangan zaman. Beliau dengan tegas dan penuh optimisme menganjurkan Islam untuk jadi ruh dari dasar negara Indonesia. Menurut Natsir, Islam lebih dari sebuah sistem ibadah ritual saja. Islam adalah suatu kebudayaan atau peradaban yang lengkap dan sempurna.

Hari ini, makin jarang orang yang berani dengan gagasan seterang itu. Sementara Natsir, beliau gagah perkasa menyuarakan nilai-nilai Islam dalam sidang konstituante, menulisnya di surat kabar dan mengemukakannya di diskusi-diskusi masyarakat. Mungkin itu yang membuat Bruce Lawrence, seorang pakar studi Islam pernah menjuluki M. Natsir sebagai satu tokoh paling menonjol dalam menyiarkan nilai Islam di zaman kontemporer.

Hari ini, 6 Februari 30 tahun yang lalu, Sang Guru Bangsa wafat. Jasadnya telah dikebumikan, namun semangat dan inspirasinya akan terus membumi.

Sumber: Gen Saladin |

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *