Wajah – wajah ke kata berkata kata
Mata – mata bibir mencibir nista
Lidah – lidah lincah melukis dengan ludah
Menunjukan dengan nyata
Erosi nurani yang hitam pekat
Berjalan Secara laun, dan terus menerus
Dari selaksa wajah kehidupan
Umat-umat dan dunianya
Para Insan seolah berlomba-lomba
Untuk saling berperang,
Menebar cerita gosip bernanah luka-luka
Menjatuhkan, merendahkan, meremehkan
Membanding-bandingkan bahkan hinaan
Dijadikan lambang kejayaan
Dikibarkan di atas nama pengakuan
Terhadap diri sendiri
Begitu sebaliknya terjadi berulang berganti
Di antara satu dengan yang lain
Si Manusia-manusia..
Semuanya tereja dalam aksara-aksara laknat, Berbau sinis
Seolah berpijak di dalam surga
Melirik hina ke sisi neraka
Dengan mereka-reka kebenaran
Diganti dengan pandangan
Atas dasar keangkuhan prinsip pribadi
Ketika kisah-kisah kebenaran
Diutak-atik, direkayasa dan digubah
Dengan sejumlah pandangan
Atas dasar prinsip pribadi
Seolah menyudutkan kebenaran
Untuk kepentingan diri sendiri
Manusia
Si Makhluk ciptaan termulia
Mulia sia-sia…
Dengan wajah kata-kata
Dengan mata lidah-lidah berpedang
Mencincang-cincang gambar sesama
Seolah diri tiada bernoktah…
Oleh : Jenario
Biak, 23 April 2023