Biak, penanews.net _ kegiatan pekerjaan air bersih di beberapa kampung di distrik biak timur terkesan mangkrak karena sudah lima tahun sejak terpasangnya pipa air ke rumah-rumah warga namun sampai saat ini masyarakat belum juga menikmati manfaat airnya.
Beberapa masyarakat kampung yenusi, yedibur, ibdi, dan kampung ruar distrik biak timur, pada kesempatan senin, (19/05), mengatakan bahwa, pekerjaan pemasangan pipa yang dilakukan oleh pemerintah melalui dinas pekerjaan umum (DPU) ini hanya hiasan semata.
Pasalnya, pemasangan jaringan pipa telah sampai kepada rumah warga namun sampai saat berita ini dipublikasikan, masyarakat distrik biak timur belum menikmati manfaat air bersih.
“Pipa ini suda terpasang sejak tahun 2020, dan selama tiga tahun telah dilakukan pergantian pipa sebanyak tiga kali, Namun sayangnya, hingga saat ini kami belum juga menikmati air bersihnya. Apakah pipa-pipa dan kerang yang dicat berwarna biru di depan tiap rumah ini hanya hiasan semata?”, Ucap beberapa IRT di kampung Yenusi dan Ibdi.
Berdasarkan informasi dari masyarakat, awak media ini mengunjungi dinas Pekerjaan umum kabupaten biak numfor guna memintai konfirmasi dari dinas terkait, namun kepala DPU beralasan tidak enak badan, bahkan enggan untuk berjumpa dengan wartawan. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan, kenapa kepala DPU enggan untuk berjumpa dengan wartawan?.
Pada kesempatan yang sama, kepala bidang cipta karya (muliadi), mengatakan bahwa pekerjaan air bersih tersebut dikerjakan bertahap, dan tahun ini akan dilakukan pemasangan pipa ke kampung-kampung tetangga.
“Pekerjaan air bersih ini dikerjakan bertahap, dan tahun ini akan dilakukan pemasangan pipa ke kampung-kampung tetangga. Terkait dengan pergantian pipa, kami hanya mengganti pipa yang masuk ke rumah warga karena karat”. Jelas muliadi.
Terkait air yang belum ngalir dan dinikmati oleh masyarakat, itu kembali ke tiap-tiap kampung atau desa, karena tiap bulannya ada iuran untuk penggunaan air tersebut dan telah ada kesepakatan dengan pemerintah kampung atau desa.
“Kami telah berkoordinasi dengan tiap-tiap kepala kampung atau kepala desa tentang iuran bulanan. sedangkan terkait airnya belum mengalir, itu disebabkan oleh belum adanya aliran listrik. Dulu kami menggunakan mesin diesel, namun karena pemakaian bbm yang sangat boros, akhirnya kami menggunakan jasa PLN, namun sampai saat ini PLN belum bisa memasang meteran karena tiap kali karyawan PLN pergi untuk memasang meteran, mereka selalu diusir oleh pemilih hak ulayat”, ucap Muliadi.
Pada kesempatan yang sama, kepala bidang cipta karya meminta agar awak media langsung mengambil keterangan dari kepala DPU kabupaten biak numfor, namun setelah kepala bidang cipta karya melapor kepada kepala DPU bahwa ada wartawan yang hendak wawancara terkait proyek air bersih di distrik biak timur, namun kepala DPU kabupaten biak numfor beralasan bahwa badannya tidak enak.
Sampai dengan berita ini dipublikasikan, kepala DPU tidak dapat memberikan keterangan terkait pekerjaan mangkrak tersebut.
Dalam dan melalui pemberitaan ini, masyarakat kabupaten buak numfor meminta kepada bupati dan wakil bupati kabupaten biak numfor agar menggantikan setiap kepala dinas yang tidak dapat menjunjung tinggi keterbukaan informasi publik. Seperti halnya yang dilakukan oleh kepala dinas pekerjaan umum kabupaten biak numfor.
Bersambung…
(Fian)