TIGA TOKOH MENDAPAT PENGHARGAAN GELAR ANUGRAH TERTINGGI ATAS JASANYA KEPADA KARATON SUMEDANG LARANG

Assalamualaikum, Sampurasun…

Dalam rangka Hari jadi Sumedang ke 444. Berbeda dengan tahun sebelumnya pada acara Kirab Panji tahun sekarang puncak acaranya berupa pemberian penghargaan tertinggi Gelar Anugrah Keraton Sumedang Larang yang akan diberikan kepada tiga tokoh yang merupakan trah Karaton Sumedang Larang yaitu Bunda Ully Harry Rusady, Paramitha Rusady dan Rd. Lalam Wiranatakusumah (Pembuat Logo Karaton Sumedang larang). Ketiga tokoh tersebut berhak mendapatkannya karena prestasi yg luar biasa , dedikasi dan jasanya kepada Keraton Sumedang Larang sangat besar.

DUTA, DEWAN KAWARGIAN DAN KERAMAAN KARATON SUMEDANG LARANG

NI.Rd. RULANY INDRA GARTIKA RUSADY WIRAHADITENAYA
Dikenal sebagai Bunda Ully Hary (Sigar ) Rusady kelahiran Garut 4 Januari 1952 masyarakat mengenalnya sebagai artis penyanyi, film, aktivis lingkungan dan budaya tsb merupakan trah asli dari Karaton Sumedang Larang dari Ni.Rd. Ayu Radjaretnadi putri Pangeran Soeria Koesoemah Adinata ( Pangeran Sugih) dari Permaisuri Ni.Rd. Ayu Ratnaningrat. Dari sejak lama Bunda Ully Sigar Rusady didaulat sebagai Duta Kerajaan Sumedang Larang untuk mengenalkan sejarah budaya serta eksistensi Karaton Sumedang Larang dalam berbagai kegiatan baik tingkat nasional maupun internasional.

Bunda Ully juga sebagai pendiri Yayasan Garuda Nusantara (Gabungan Rumpun Pemuda Nusantara), dengan cabang diseluruh Indonesia, Sekolah Musik Vidi Vici , Asosiasi Prasasti dan Rumah Balada Indonesia, Bunda pun memimpin 19 lembaga dan berapa lembaga merupakan lembaga Raja Sultan Nusantara salah satunya sebagai Ketua Presedium Majelis Cendekiawan Keraton Nusantara (MCKN) Pajajaran Prov. Jabar , sebagai Panglima Daerah Baranusa (Barisan Raja Sultan Nusantara) Pajajaran Prov. Jabar dan sebagai Sekjen Yarasultra (Yayasan Raja Sultan Nusantara).

Selain mencipta lagu Bunda pun menyusun berapa buku dari lingkungan hidup sampai budaya khususnya pernah menerbitkan Buku Sejarah Sumedang ” Napak Tilas Sumedang Larang – Sumedang Sekarang ” pada tahun 1992. Selain itu membuka Posko Kemanusiaan di Cipaku Posko Merah Putih bersama relawan ERUMP (Emergency Respond Unit Merah Putih) & TRISULA (Trilogi Sumedang Larang) yang meliputi pelestarian Sejarah, Budaya dan Lingkungan, munculnya gerakan Trisula tersebut atas dasar rasa keprihatinan dan kepedulian akan pentingnya pelestarian sejarah, budaya dan lingkungan.

Eksistensi Bunda Ully Hary Rusady di kegiatan lingkungan, kemanusian dan budaya tak perlu diragukan lagi karena prestasi tersebut berapa penghargaan di raihnya dari pemerintah maupun swasta baik dari dalam negari maupun luar negeri. Berapa penghargaan itu antara lain :
1. Global 500 Award dari PBB. United Nations Environment Program (UNEP) tahun 1987.
2. Satya Lencana Pembangunan dari Presiden RI (1996)
3. Satya Nugraha dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia (2000).
4. Bintang Jasa Pratama dari Presiden Republik Indonesia (2000).
5. Penghargaan KALPATARU dari Menteri Negara Lingkungan Hidup (2001),
6. Berbagai penghargaan dari Kerajaan Nusantara dan lainnya.

Dengan kesempatan ini pula Keraton Sumedang Larang atas prestasi, dedikasi dan kepedulian Bunda terhadap Sumedang khususnya Karaton Sumedang Larang selama lebih 40 tahun maka Karaton Sumedang Larang memberikan Penghargaan tertinggi berupa Gelar Anugrah Kehormatan Karaton Sumedang Larang IBU AGUNG INTEN DEWATA PADMA KUSUMAH Kepada NI.Rd. Rulany Indra Gartika Rusady Wirahaditenaya.

Pada kesempatan ini juga NI.Rd. Pradnya Paramitha Chandra Devy Rusady Wirahaditenaya atau dikenal sebagai Paramitha Rusady mendapat Gelar Anugrah Kehormatan Karaton Sumedang Larang DEWI AGUNG SEKAR ARUM NINGRAT KENCANA, eksitensi Paramitha Rusady sebagai artis yang banyak dikenal orang selain sebagai artis film, penyanyi, aktivis lingkungan dan budaya Paramitha Rusady pun di daulat sebagi Duta Karaton Sumedang Larang sejak dahulu.

Saat Penganugerahan Agung ini Bunda Ully di dampingi oleh Barisan Panah Tradisional WALET BASURA PAJAJARAN” yang anggotanya adalah para Pecinta, Pegiat dan Pelestari Panah Tradisional (Jamparing dan Kasumedangan) yang berasal dari seluruh Nusantara (Jawa Barat pada khususnya). Walet Basura terinspirasi dari legenda epik kepahlawanan dari jaman Kerajaan Pajajaran

Walet Basura Pajajaran pada tgl 16 Mei 2022 kemarin juga mengikuti Kirab Budaya dalam Gerakan Budaya Kibar Pajajaran, turut mensukseskan Kirab Panji dan Mahkota Karaton Sumedang Larang dalam upaya mengibarkan semangat saling berjajar dalam melestarikan Sejarah, Budaya dan Lingkungan (Hidup dan Sosial) demi keberlangsungan peradaban luhur bangsa.

Semoga Bangsa Kita terhindar dari segala Bencana… Aamiin.
Rahayu Pajajaran

 

Y2N

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *